Friday, November 8, 2013

secangkir sangar tak membuat sangar..

Jam menunjukkan pukul 6.
sore ini mendung menggantung tebal diangkasa.
Hujan memang mengguyur lebat, namun tidak semua bertumpah ke bumi. masih menyisakan awan tebal di langit.

Malas dan diiringi rasa kantuk yang panjang. aku melangkah keluar dari kantor itu.
pulang..
aku keluar dan memakai sepatuku dengan perlahan. Bau sepatu mulai terasa, mungkin karena lembab kemarin yang mengering tanpa sinar matahari.

Kedua sepatuku sudah terpakai dengan baik, dengan rasa malas aku mendorong motor hitam andalanku yang mulai menderit [bautnya banyak yang terlepas] keluar dari parkiran.
Dan aku mulai menstarter dan bergerak pulang..

selalu saja ada perasaan bahagia ketika mengendarai motor hitamku itu, ketika kecepatan bertambah, jalan mendukung, suasana hati bagus, dan suara klaksonnya yang menggelegar..
Begitupun sore ini, rasa malas dan tak keruan menghilang seketika, ketika aku berada diatas motor dan melalui jalan tepi kali yang di tumbuhi cemara laut yang rindang. hati menjadi nyaman.

sesampai di rumah, tempat tidur menjadi tempat utama untuk melepaskan lelah..
nyaman...!!
[comfort zone yang tak tergantikan untuk saat ini]..

Tidur sejenak merehatkan mata ini adalah pilihan yang tepat apalagi suasana dingin karena mendung.

Sore berganti malam dengan pelan, dan malam ini terasa begitu manis.
pergantian malam mengiringi pergantian hati.

Ketika semuanya terasa ringan dan menyenangkan..

dan secangkir sanger di sudut BJ pun menjadi sangat lezat dengan sepiring cane aneh buatan sang koki, menambah romantis suasana.
[secangkir sanger tidak akan membuat sangar..] hahaha..

Dan kembali lagi pada "bagaimana cara menyikapi kehidupan"..
Hal yang menarik sekalipun jika  disikapi dengan burk maka menjadi buruk dan tidak menyenangkan
begiru juga sebaliknya..

dan hujan kembali turun dengan pelan dan lembut, aku manatap pelan ke layar laptop menonton film kesukaan ku yang sudah lama tidak pernah aku lihat.. Kenshin Himura..!!

matanya, semangatnya, positive thingkingnya, serta ragam ekspresinya.. Sukaaaa..

Thursday, November 7, 2013

.. siang panas dan

Udara menggelantung panas di luar..
Bosan dengan rasa gerah ditambah bulir keringat yang terus menetes di dahi dan membasahi tubuh.
Beitulah kalau sedang musim panas datang maka dengan hebohnya keringat mengucur di seluruh tubuh.
Dan tentu saja aroma tubuh juga berubah..

kata seorang temanku yang tingal di Bogor,
"panas itu membuat kita bodoh, malas kemana-mana dan tentu saja malas berfikir.."
entah benar pernyataan itu tapi aku juga tidak mengiyakan atau membantah..

Tidak jauh berbeda dengan siang ini. udara panas, kipas angin yang berjarak jauh dari tempat duduk sehingga hembusan anginnya yang tidak maksimal membuat suasana gerah tidak berkurang.
Dengan malam aku kembali membuka FB, dan membuka sebuah Group perempuan..
tiba-tiba .... tuink..!!
aku membaca sebuah posting tentang
 ".. semangat kartini"
[ya memang pada saat itu sedang peringatan hari kartini, 21 April]..

Duch.. hingga sekarang aku sangat bingung, ketika perempuan aceh yang semangat juangnya tinggi, justru memuja RA Kartini..!
Bukan maksud merendahkan semangat mengajar kartini yang sangat di puja itu.
jujur saja hingga sekarang aku bingung mengapa dia dipuja sekali hanya karena mengajar dan melakukan korespodensi dengan perempuan Belanda..

Pejuang aceh yang berjenis kelamin perempuan sangat banyak bahkan sengat berani dengan jiwa kepemimpinan dan taktik jitu yang membuat penjajah harus berhati-hati.
sebut saja Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, Laksamana Malahayati, Pocut Baren dll..
Memang berbicara atas nama besar mereka, sedikit sekali riwayat yang di peroleh karena pada saat itu memang, tulisan dan menulis bukan menjadi hal yang prioritas atau bahkan dianggap tidak begitu penting atau karena memang budaya di Aceh yang lebih mengandalkan budaya tutur dan mengingat..

Sehingga perjuangan mereka yang begitu besar kalah dengan kartini.
karena kartini memiliki rangkuman lengkap atas tulisan korespodensi yang pernah dia lakukan pada masanya.

suatu siang di sebuah desa tempat tinggal Pocut baren..
aku mendengar cerita seorang bapak tua.
"Pocut baren han geutueng gaki palsu nyang dijok le beulanda, gobnyan leubeh geupileh geubayeu ureung untuk geu me ngon di gok..."
karena hadiah pemberian "kaphe Beulanda" dan juga harga diri yang menjulang tinggi yang dia punya.

ya.. harga diri dan semngat juang yang kian hari kian meluntur.
ya.. saya malu dengan mereka..
para pejuang perempuan aceh yang kian terlupakan oleh dara Aceh sendiri...

kembali ke FB tadi..
dengan goresan miris aku tidak ingin berkomentar apa-apa terhadap status itu.
Dan mulai menerka-nerka apakah mereka ingat dan peduli tentang hari lahir dari para pejuang Aceh.
seperti pada tanggal 6 November dll. []