Udara menggelantung panas di luar..
Bosan dengan rasa gerah ditambah bulir keringat yang terus menetes di dahi dan membasahi tubuh.
Beitulah kalau sedang musim panas datang maka dengan hebohnya keringat mengucur di seluruh tubuh.
Dan tentu saja aroma tubuh juga berubah..
kata seorang temanku yang tingal di Bogor,
"panas itu membuat kita bodoh, malas kemana-mana dan tentu saja malas berfikir.."
entah benar pernyataan itu tapi aku juga tidak mengiyakan atau membantah..
Tidak jauh berbeda dengan siang ini. udara panas, kipas angin yang berjarak jauh dari tempat duduk sehingga hembusan anginnya yang tidak maksimal membuat suasana gerah tidak berkurang.
Dengan malam aku kembali membuka FB, dan membuka sebuah Group perempuan..
tiba-tiba .... tuink..!!
aku membaca sebuah posting tentang
".. semangat kartini"
[ya memang pada saat itu sedang peringatan hari kartini, 21 April]..
Duch.. hingga sekarang aku sangat bingung, ketika perempuan aceh yang semangat juangnya tinggi, justru memuja RA Kartini..!
Bukan maksud merendahkan semangat mengajar kartini yang sangat di puja itu.
jujur saja hingga sekarang aku bingung mengapa dia dipuja sekali hanya karena mengajar dan melakukan korespodensi dengan perempuan Belanda..
Pejuang aceh yang berjenis kelamin perempuan sangat banyak bahkan sengat berani dengan jiwa kepemimpinan dan taktik jitu yang membuat penjajah harus berhati-hati.
sebut saja Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, Laksamana Malahayati, Pocut Baren dll..
Memang berbicara atas nama besar mereka, sedikit sekali riwayat yang di peroleh karena pada saat itu memang, tulisan dan menulis bukan menjadi hal yang prioritas atau bahkan dianggap tidak begitu penting atau karena memang budaya di Aceh yang lebih mengandalkan budaya tutur dan mengingat..
Sehingga perjuangan mereka yang begitu besar kalah dengan kartini.
karena kartini memiliki rangkuman lengkap atas tulisan korespodensi yang pernah dia lakukan pada masanya.
suatu siang di sebuah desa tempat tinggal Pocut baren..
aku mendengar cerita seorang bapak tua.
"Pocut baren han geutueng gaki palsu nyang dijok le beulanda, gobnyan leubeh geupileh geubayeu ureung untuk geu me ngon di gok..."
karena hadiah pemberian "kaphe Beulanda" dan juga harga diri yang menjulang tinggi yang dia punya.
ya.. harga diri dan semngat juang yang kian hari kian meluntur.
ya.. saya malu dengan mereka..
para pejuang perempuan aceh yang kian terlupakan oleh dara Aceh sendiri...
kembali ke FB tadi..
dengan goresan miris aku tidak ingin berkomentar apa-apa terhadap status itu.
Dan mulai menerka-nerka apakah mereka ingat dan peduli tentang hari lahir dari para pejuang Aceh.
seperti pada tanggal 6 November dll. []
No comments:
Post a Comment