Saturday, December 28, 2013

28 Desember 2013

Menghitung hari menuju ke pergantian tahun 2013.
Menghitung setiap jam, serta merenung perjalanan hidup di tahun ini yang berjalan di tempat tanpa ada yang istimewa dan menantang..
Terlalu lenbay..!!

ehm klo di bilang tidak ada perjalanan menarik mungkin aku sangat salah menilau sendiri..
yups..

Mari di ralat,  perjalanan tidak menarik disini mungkin dari segi akademis dan kemerdekaan finansial yang belam juga terteguk dengan pantas dan nikmat.

Yups.. Akademis ku sungguh lumayan buruk pada tahun ini, tidak ada perkembangan yang significan, dan berjalan sangat datar dan apa adanya.

Bukan untuk merutuku keadaan, hanya kecewa dengan diri sendiri yang belum bisa menghandle serta menjaga waktu dengan baik dan tertib.
Semua dikendalikan oleh keinginan dan hawa nafsu belaka.

Terlalu sering mentolerir atau bersikap permisif terhadap diri sendiri.
Bertolak belakang dengan nasehat bung Mario, karena pemuda adalah pejuang..

OMG...
Rasa ku untuk bersuang kian melemah..
terantuk dalam pusaran kebosanan dan menguap di penghujung samudera.


Friday, December 27, 2013

27 Desember 2013

Hari ini ternyata hari Jumat...
ah aku lupa...
Pagi menjelang siang aku keluar dari sangkarku dan menuju sebuah warung kopi langganan di tengah kota banda aceh untuk menikmati secangkir kopi hitam dan sarapan pagi..

Beberapa hari ini aku muak melihat hp.
Banyak kerjaan yang belum aku selesaikan dan tidak aku coba selesaikan.
aku serasa mau muntah dan depresi stuck hebat.
Kalau kata kak yanti, 
"kok bisa stuck?? dan aku belum pernah merasakan stuck hingga sekarang, kecuali jika suatu hari nanti terjadi sesuatu dengan ayahku dan aku harus membiayai adik-adikku maka disitu aku akan merasa stuck.."
Pungkas kak yant;i pada suatu hari ketika bertanya kepadaku tentang aku menggalau seharian.

dan aku tahu penyakitku adalah menunda pekerjaan.
Hal itulah yang membuat kepala dan hatiku tidak tenang.
dan celakuanya lagi walaupun aku menyadari dengan sangat baik dan dalam keadaan sesadarnya bahwa penyebab penyakit jiwaku itu namun aku tidak menyembuhkannya dan malah membuatnya semakin larut dan larut.. Bodoh...!!!
..
Kembali tentang hari ini, aku menyesap kopi hitam yang nikmat sekali, seakan menjadi penyegar otakku yang mulai bungkam.
Menyeruput dalam dan nikmat.
dan aku selali menyukai aroma kopi.
Tidak seperti kebosanan yang membunuh, maka tidak dengan aroma dan rasa kopi, aromanya menyegarkan dan disesap nikmat

kembali dengan rutinitas, maka aku merasa seperti orang yang tidak memiliki peta di tangan dan aku buntu akan semua perjalanan hidup. Membuntu daiantara banyak pilihanyang belum jua menenangkan hidupku.
Aku...
dan terus saja banyak perasaan yang menghantam otakku.
Dan selalu saja aku merasa kehidupanku berjalan MELAMBAT dan sangat PELAN
Berharap agar akhir tahun ini berakhir dengan mengambil semua kebosanan dan kebusukan hidupku.
Sehingga kelak ketika aku menjalani tahun beru depan, maka aku akan menjadi jiwa baru dengan keberkahan ilmu dan kesuksesan hidup, berhenti merutuki dan belajar IHklash. :D

Siron, 26 Desember 2013

Sayup-sayup terdengar pengumuman yang di sampaikan dari mesjid kampungku.
Pengumuman bagi kaum adam untuk segera melangkah menuju ke mesjid, gotong royang persiapan Peringatan tsunami yang akan dilaksakan besok [26 Desember 2013]

Tak terasa sudah lebih sewindu tsunami menerjang Aceh.

Seakan seperti gong kecil di otakku yang berdetang-detang untuk mengingatkan agar aku menyempatkan diri "mengunjungi" adikku dan keluarga yang lain yang telah berpulang pada tanggal 26 Desember 2004 silam.

26 Desember 2013.
Pagi ini, matahari enggan menampakkan diri, seakan ikut lebur dan merasakan duka yang mendalang kala 26 Desember 2004 silam.
Langit tidak cerah, namun begitu syahdu.
aku berangkat menuju desa siron di kawasan Lambaro Aceh Besar.
Mengunjungi "perisrahatan" adikku dan keluarga besar telah berpulang yang kami yakini berada disana.

Sesampai disana, aku tidak sendirian, ternyata sudah banyak mobil pick up yang telah berdiri rapi dengan atap terpal buatan untuk penahan hujan, motor dan juga mobil keluarga.

Jiwa terasa berbeda ketika mulai melangkah turun dari motor.
Aku tidak bisa mengungkapkan apa yang bergemuruh di hatiku, rasa rindu yang bercampur sedih mengingat adikku yang telah berpulang.

Perlahan aku menuju ke tempat wudhu dan membasuhkan diri dengan berwudhuk.
tenang
Setelah membenarkan kembali jelbabku, aku melangkah menuju ke arah kuburan massal yang di pisahkan oleh dinding selutut yang bisa di pakai untuk duduk untuk berdoa menghadap kekuburan tersebut yang tertutub rumput...
Aku memilih duduk menjauh dari banyak orang, dan menjauh dari panteu yang di buat khusus untuk berdoa, dan duduk berada di belakang monumen kecil berbentik piramid.

Mengambil Alquran kecil di dalam tas, dan membuka halaman 440 mencari surah yasin.
Memulai dengan membaca Bismillah, aku mulai berdoa dalam hati untuk kelapangan kubur adikku dan saudaraku dan banyak lagi...
Aku mulai tidak kuat, dan tidak terasa air mata mengalir di pipi, oh Tuhan aku merindu dia, adikku.

...
Tanggal 24 Desember 2004 [hari jumat] aku diantar adik lelakiku menuju ke setui, disana ayah menungguku untuk kembali ke jantho [kampung tempat aku dibesarkan].
Entah mengapa tanpa tau alasannya ketika aku memandang terus kepergiannya, sedih tak tau mengapa.
Dan hari itu aku terakhir melihat adikku.

Ketika hari Sabtu kakak ikut kembali ke Jantho, ternyata adikku tidak ikut, katanya dia mau kembali hari minggu.
Dan benar dia kembali pada hari munggu, Kembali ke pangkuan Rabb dengan Alasan Tsunami.

...

Selesai membaca yasin dan menenangkan diri, aku kembali berdoa agar segala kerahmatan dan Cinta Allah selalu terlimpahkan buat mereka dan kami yang di tinggalkan..

Dan aku melangkah pulang kembali kerealita dan peradaban, setelah kelegaan "mengunjungi" adikku  dan keluarga yang lain disini, desa Siron, Lambaro 


Wednesday, December 25, 2013

24 Desember 2013, menjelang akhir tahun

Rumput tetangga memang selalu lebih hijau.
kadang kala pepatah itu memang benar adanya [bagi saya terutama].
ehm..
tapi yang harus digaris bawahi adalah penempatan kata "kadang"
kata "kadang" ini menindentifikasikan kepada sesekali, [artinya tidak selalu]
dalam hal ini saya tidak akan membuat perandaian orang, tapi merujuk kepada saya saja.
nah, begini ceritanya.
[macam dongeng aja :) ]

Ketika mendengar ibukota, hal yang langsung terbayang dibenak saya adalah "macet",
yach, aku sangat membenci bergerak pelan, bahkan terkadang stuck dengan kondisi gerah dan panas di dalam sebuah angkotan umum, belum lagi dengan iringan dendangan lagu dari pengamen yang memekakkan telinga, itu baru satu kata,
belum lagi pedagang yang berserakan di sepanjang jalan, diatas trotoar [yang seharusnya di pakai untuk pejalan kaki -_- ], diantara ruko-ruko sempit, di bawah pepohonan rindang, hingga kepinggir jalan dan memakai badan jalan, nah yang lebih parah lagi jika ada adengan "pasar tumpah",
belum lagi ada adegan angkot yang bergerak "semau guwe", berimpit-impit, ngetem di pinggir jalan dan terlalu banyak,
ah, itu hanya sedikit saja yang berhadir dalam bayangan otak saya, belum lagi pemandangan para gembel yang memprihatinkan, para lansia yang tidur di trotoar jalan [kasihan], sungai yang berwarna hitam, sampah yang berserakan hingga pengap karena gedung yang semakin tinggi mencakar langit.

... baiklah, pending saja, padahal tadi saya ingin menambahkan beberapa lembar foto, namun berhubung koneksinya sangat buruk, maka kita batalkan saja ;)...

kembali lagi ke kata ibukota, pada intinya yang terbayang adalah keruwetan, macet, berisik, udara kotor, sungai yang jorok, angkot yang berjibun, pedagang kaki yang tidak tertib, motor yang berlimpah .... dll
ah, sudah seperti rutukan saja..

tapi di kota besar, mengajarkan makna dari kerja keras, kemauan, kedisiplinan, berhemat, kemandirian, ketekunan, menghargai kehidupan bahkan menghargai pekerjaan yang sudah anda dapatkan sekarang, karena mencari pekerjaan sangatlah susah disana apalagi bagi seseorang yang tidak memiliki skill khusus dan pendidikan yang mampuni [yang berijazah saja sangat sukar mendapatkan pekerjaan apalagi yang tidak memilikinya].

di kota besar semua berjalan begitu cepa, dan bahkan semua orang harus berlari untuk mengerjakan sesuatu, karena jika dia tidak sigap, cepat dan gesit maka orang lain sudah siap menghadang dan menjungkalnya untuk keluar dari posisi yang sudah di dapatkannya dan tentu saja siap menggantikannya.
memang berat persaingan disana, maka jangan heran jika banyak orang bekerja bertahun-tahun pada bidang yang tidak disukainya sama sekali dan dia  bertahan karena persoalan ekonomi yang mendesak dan tentu saja alasan susahnya mendapatkan pekerjaan di kota besar.

Menghargai kehidupan.
Mengapa dengan penggalan frasa diatas..?
begini, dari keruwetan ibu kota, seperti yang sudah saya katakan tadi banyak dari para pekerja yang mengerjakan hal-hal yang tidak disenanginya namun tetap saja harus dikerjakan karena tuntutan ekonomi yang semakin besar, nach bagi penderita hal ini, saran yang saya adalah menghargai kehidupan yang sudah anda  da[atkan sekarang.

bukan berada pada stuck, namun disebalik upaya anda untuk mendapatkan pekerjaan yang berkesesuaian dengan selera anda maka menggalan frasa diatas harus anda terapkan lebih dahulu.
menghargai bisa berkonotasi pada makna mensyukuri.
kata syukur menbuat hati menjadi lapang dan luas dari impitan perasaan "terpaksa" karena deadline kantor dan bos yang judes.

bagaimanapun pekerjaan yang telah anda dapatkan sekarang maka menghargai apa yang sudah kita punya sekarang menjadi pointer yang sangat besar, karena jika kata menghargai itu tidak berhadir maka tentu saja kata syukur itu tidak ada maka jangan harapkan ketenangan dalam jiwa dan diri anda akan anda dapatkan.
Hal ini tentu saja sangat beresiko pada detak jantung anda yang kurang stabil, tekanan darah yang selalu meninggi, raut muka yang selalu kaku maka resiko terserang penyakit akan menjadi tinggi..

Alangkah baiknya memang jika mendapatkan pekerjaan yang berkesesuian dengan minat, tapi mengerjakan apa yang sudah anda dapatkan sekarang dengan syukur yang berlimpah tidak buruk tentunya.
maka disini anda akan belajar "berikhlash" di sepanjang waktu dengan disertai rasa syukur atas apa yang anda dapatkan sekarang.
maka jiwa dan hati anda kan lebih damai dan tenang. Maka raut wajah menjadi cerah dan hidup :D




Sunday, December 22, 2013

jalan ke bogor akhir tahun 2013

pada awal menjejeakkan kaki ke kota bogor, aku begitu gembira dan senang karena aku telah sampai ke suatu kota yang terkenal dengan kota hujan..
sejak aku kecil, [tepanya ketika aku SD] guruku mengajarkan kalau kota hujan itu ada di kota bogor, dimana disana juga ibu kota pemerintahan Indonesia pernah berpindah dari jakarta.

dan aku  mengenal lagi cerita bogor itu dari guru fisika ku [guru kelas 2 SMA] waktu itu beliau bercerita ketika menempuh pendidikan S2 disana, dan dia menempati sebuah rumah sederhana bersama keluarga kecilnya, katanya untuk mendapatkan cahaya maka ada beberapa bagian di atap rumah beliau ditutup dengan kaca, jadi didalam rumah lebih terang walaupun tidak ada jendela.
Adayang menarik, kata beliau, suuatu ketika kaca-kaca tersebut pecah semua, awalnya beliau mengira jika ada-ada anak-anak iseng yang melemparkan batu, namun yang anehnya suara ribut seperti benda yang berjatuhan di genteng tidak juga berhenti, dari lubang-lubang atap tersebut bongkahan-bongkahan es masuk.
Dan ketika beliau keluar, ternyata di halaman rumah sudah di penuhi bongkahan es juga, ternyata  suara tadi adalah suara "hujan es"

Hujan es, dari beliau lah aku mengenal kata hujan es di Indonesia yang negeri tropis ini.. aku jadi membayangkan bagaimana bentuk dan rupa hujan tersebut.
cerita itu menjadi fragmen tersendiri di dlam otakku, diantara percaya dan tidk percaya..

di awal tahun 2005 aku mendapat kesempatan untuk tinggal di kota hujan tersebut. Bogor.
dan aku begitu girang sekali karena aku akan "merantau", tinggal jauh dari kampung tercinta.

Sentul, desa yang terkenal karena sirkuitnya.
disitulah aku menetap, di sebuah asrama yang berstandr international. menarik :)

kembali dengan kota bogor.
disinilah aku mengenal kota yang bukitnya hanya ditanamin singkong.
gilaaa aja, singkong ditanam di berbukitan yang luas, aku jadi bingung bagaimana kalau hujan, dan siapa yang bakal menyerap air?
maka, tidak jadi heran jika masyarakat jakarta ketar-ketir kalau bogor di guyur hujan berhari-hari, dan Jakarta pasti banjir..
belum habis rasa bingungku, aku mulai merasakan bahwa kota bogor jauh berbeda dengan gambar yang ada diotakku dulu..
hal ini mungkin aku terlalu terbayang-bayangi oleh asrinya negeriku aceh...

ya.. memang bogor terkenal dengan sebutan Buitenzorg yang artinya "lepas dari segala kepenatan"..
tapi..
sangat berbeda dengan ayang aku rasakan..
jalanan terlalu padat di sebagian tempat, apalagi jika angkot, bus dan motor mulai tidak tertib.. semua bakal dijadikan jalan, termasuk trotoar,...


Pada tahun 2006, aku bekerja di sebuah pabrik garment dan tinggal di kawasan "tiga roda" namanya..
aku menempati kos-kosan yang hanya satu bilik saja, setiap bulannya aku menyetor sekitar 175 ribu rupiah, mahal memang, tapi tempatnya lumayan nyaman.
disana aku berkenal dengan seorang ibu dan putrinya novi yang berasala dari jawa tengah. dia begitu baik dengan aku dan beberapa anak kosan lainnya yang bekerja di tempat yang sama.
berkat beliau kami selalu akrab satu sama lainnya. bilik si ibuk menjadi based kami kala pagi tiba.
secangkir kopi panas dan roti seadanya tersedia diasana. dan kalau malam tentu saja nonton bareng dan gratis.. :D

di kosan itu juga aku mengenal beragam tingkah polah manusia.
meliahat laki-laki dan perempuan yang tinggal serumah tanpa ikatan, melihat keluarga yang bertatoo banyak, [dan aku selalu agak was-was ketika melewati bilik mereka], melihat ibuk kos yang punya rumah yang sudah tua dan pikun [sering berjalan-jalan di depan rumah sambil bernyanyi dan tertawa sendiri, tak begitu lama, karena segera di bawa pulang oleh pengasuhnya], mendengar seorang perempuan yang berteriak-terik ketika malam tiba karena di pukul olesh suaminya yang tentara, melihat sepasang suami istri yang bekerja banting tulang untuk menyekolahkan anaknya, melihat persaudaraan dan persahabatan, dll.

dan di kamar itu juga akumerasakan sebuah moment yang membuat aku kembali ke fragmen cerita masa SMA, yakni hujan es.
suatu sore kala aku hendak tidur karena hujan mengguyur lebat sekali beberapa hari di kota bogor. tiba tiba terdengar seperti suara lemparan batu ke atap kosan..
pertama-tema pelan, kemudian makin kencang dan merata. aku jadi penasaran, ketika aku membukakan pintu kamarku, tanpak bongkahan es dengan ukuran tak beraturan berjatuhan di tanah..
asiiiiilkkkkkkkkkkkkk hujan es ternyata.
tak bisa kubayangkan perasaanku saat itu, karena aku bisa merasakan hujan es yang terkenal itu.
menurut tetanggaku, hujan es sudah sangat lama tidak pernah terjadi lagi. Jika sedang hujan es, penduduk akan mengumpulkan bongkahan es tersebut dan menyimpannya di freezer kulkas.
dan akan di pergunakan sebagai obat ketika anak mereka sakit.
Hujan es bagi mereka akan membawa penyakit bagi anak-anak.


pada akhir tahun 2013, aku kembali bersilaturrahmi ke kota bogor, kembali berjumpa dengan beberapa sahabatku yang sudah lama tidak bersua.

dan Buintenzorg itu memang murni tidak pantas lagi di sandang oleh kota bogor..
maceeeetnya sangat parah sekarang, sampe benar-benar stuck...
terus, hotel semakin membanjiri di kota ini, banyak gedung-gedung pencakar yang mulai berdiri.
aku miris dan sedih melihat kota bogor yang sudah mulai berganti wajah, walaupun aku bukan penduduk kota bogor..
kesemerawutannya semakin memanas.
dan aku merasa bahwa kinerja walikota bogor belum berdampak apa-apa untuk masyarakat disana.

dan pada akhirnya tidak menarik untuk pergi kemana-mana.
hanya stay di rumah saja.. [kalah dengan macet..] ||

Friday, November 8, 2013

secangkir sangar tak membuat sangar..

Jam menunjukkan pukul 6.
sore ini mendung menggantung tebal diangkasa.
Hujan memang mengguyur lebat, namun tidak semua bertumpah ke bumi. masih menyisakan awan tebal di langit.

Malas dan diiringi rasa kantuk yang panjang. aku melangkah keluar dari kantor itu.
pulang..
aku keluar dan memakai sepatuku dengan perlahan. Bau sepatu mulai terasa, mungkin karena lembab kemarin yang mengering tanpa sinar matahari.

Kedua sepatuku sudah terpakai dengan baik, dengan rasa malas aku mendorong motor hitam andalanku yang mulai menderit [bautnya banyak yang terlepas] keluar dari parkiran.
Dan aku mulai menstarter dan bergerak pulang..

selalu saja ada perasaan bahagia ketika mengendarai motor hitamku itu, ketika kecepatan bertambah, jalan mendukung, suasana hati bagus, dan suara klaksonnya yang menggelegar..
Begitupun sore ini, rasa malas dan tak keruan menghilang seketika, ketika aku berada diatas motor dan melalui jalan tepi kali yang di tumbuhi cemara laut yang rindang. hati menjadi nyaman.

sesampai di rumah, tempat tidur menjadi tempat utama untuk melepaskan lelah..
nyaman...!!
[comfort zone yang tak tergantikan untuk saat ini]..

Tidur sejenak merehatkan mata ini adalah pilihan yang tepat apalagi suasana dingin karena mendung.

Sore berganti malam dengan pelan, dan malam ini terasa begitu manis.
pergantian malam mengiringi pergantian hati.

Ketika semuanya terasa ringan dan menyenangkan..

dan secangkir sanger di sudut BJ pun menjadi sangat lezat dengan sepiring cane aneh buatan sang koki, menambah romantis suasana.
[secangkir sanger tidak akan membuat sangar..] hahaha..

Dan kembali lagi pada "bagaimana cara menyikapi kehidupan"..
Hal yang menarik sekalipun jika  disikapi dengan burk maka menjadi buruk dan tidak menyenangkan
begiru juga sebaliknya..

dan hujan kembali turun dengan pelan dan lembut, aku manatap pelan ke layar laptop menonton film kesukaan ku yang sudah lama tidak pernah aku lihat.. Kenshin Himura..!!

matanya, semangatnya, positive thingkingnya, serta ragam ekspresinya.. Sukaaaa..

Thursday, November 7, 2013

.. siang panas dan

Udara menggelantung panas di luar..
Bosan dengan rasa gerah ditambah bulir keringat yang terus menetes di dahi dan membasahi tubuh.
Beitulah kalau sedang musim panas datang maka dengan hebohnya keringat mengucur di seluruh tubuh.
Dan tentu saja aroma tubuh juga berubah..

kata seorang temanku yang tingal di Bogor,
"panas itu membuat kita bodoh, malas kemana-mana dan tentu saja malas berfikir.."
entah benar pernyataan itu tapi aku juga tidak mengiyakan atau membantah..

Tidak jauh berbeda dengan siang ini. udara panas, kipas angin yang berjarak jauh dari tempat duduk sehingga hembusan anginnya yang tidak maksimal membuat suasana gerah tidak berkurang.
Dengan malam aku kembali membuka FB, dan membuka sebuah Group perempuan..
tiba-tiba .... tuink..!!
aku membaca sebuah posting tentang
 ".. semangat kartini"
[ya memang pada saat itu sedang peringatan hari kartini, 21 April]..

Duch.. hingga sekarang aku sangat bingung, ketika perempuan aceh yang semangat juangnya tinggi, justru memuja RA Kartini..!
Bukan maksud merendahkan semangat mengajar kartini yang sangat di puja itu.
jujur saja hingga sekarang aku bingung mengapa dia dipuja sekali hanya karena mengajar dan melakukan korespodensi dengan perempuan Belanda..

Pejuang aceh yang berjenis kelamin perempuan sangat banyak bahkan sengat berani dengan jiwa kepemimpinan dan taktik jitu yang membuat penjajah harus berhati-hati.
sebut saja Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, Laksamana Malahayati, Pocut Baren dll..
Memang berbicara atas nama besar mereka, sedikit sekali riwayat yang di peroleh karena pada saat itu memang, tulisan dan menulis bukan menjadi hal yang prioritas atau bahkan dianggap tidak begitu penting atau karena memang budaya di Aceh yang lebih mengandalkan budaya tutur dan mengingat..

Sehingga perjuangan mereka yang begitu besar kalah dengan kartini.
karena kartini memiliki rangkuman lengkap atas tulisan korespodensi yang pernah dia lakukan pada masanya.

suatu siang di sebuah desa tempat tinggal Pocut baren..
aku mendengar cerita seorang bapak tua.
"Pocut baren han geutueng gaki palsu nyang dijok le beulanda, gobnyan leubeh geupileh geubayeu ureung untuk geu me ngon di gok..."
karena hadiah pemberian "kaphe Beulanda" dan juga harga diri yang menjulang tinggi yang dia punya.

ya.. harga diri dan semngat juang yang kian hari kian meluntur.
ya.. saya malu dengan mereka..
para pejuang perempuan aceh yang kian terlupakan oleh dara Aceh sendiri...

kembali ke FB tadi..
dengan goresan miris aku tidak ingin berkomentar apa-apa terhadap status itu.
Dan mulai menerka-nerka apakah mereka ingat dan peduli tentang hari lahir dari para pejuang Aceh.
seperti pada tanggal 6 November dll. []

Wednesday, October 30, 2013

Rindu

Membanyangkan rasa rindu saja membuat hati menjadi sumringah dan langsung saja warna pink datang bermunculan dengan genitnya tanpa aku undang. Mentel..
Pink??
Iya, warna genit yang kubenci namun kurindu juga kala rindu mengepul di otakku.

Bagaimana rasa rindu itu?
entahlah bagiku yang awam ini hanya menerka-nerka saja, dan mencoba merangkai-rangkai dengan jalinan yang ada yang mungkin tidak bersesusuaian dengan definisi para pujangga atai psikolog..

Rindu adalah ketika rupa semerawut mu selalu tampil di otakku seperti iklan di tv yang tidak pernah atur namun selalu bermunculan dengan pongahnya di setiap menit.
RIndu kala asap tebal rokokmu mengepul tebal ke wajahku dan tentu saja aku menggerutu namun aku selalu mendekat jua ke asap itu..
kala hati, otak, mulut dan prilaku tidak seirama. hati mendekap mesra, namun prilaku dan mulut mengutuk parah.

namun kamu menolak waktu dan aku terjungkat waktu.
tidak seperti yang lain yang semakin gagah dengan waktu, sedangkanmu meranggas tua dan mati.!!

Ah masih sedikit penafsiranku akan kata rindu itu. pengalamaku denganmu aku rasa sangat kurang sehingga aku hampir melupakan rasa rindu yang dulu pernah mengganggu otak, gerak, jiwa dan ragaku,

dan rindu sekarang menjadi seperti secangkir teh hangat yang dieruput mesra kala  hangat tetapi ditenggak cepat karena dingin. dan berakhir di kamar mandi melalui seni kuning dan DILUPAKAN..

Thursday, October 24, 2013

bosan malam di Yuke MT

pernah merasa bosan.  suntuk dan serba malas mau mengerjakan apapun...???
pernahkah..??

aku sering merasakannya.
ketika hati, otak dan jiwaku bersekutu dengan tubuhku untuk perasaan malas menggunung..!

sehingga apapun yang aku kerjakan menjadi terbengkalai ataupun tidak terlaksanakan sama sekali.
Dan yang paling parah ketika beberapa hari samapai aku tidak keluar dari "sangkar". dan aku hanya bergolek-golek mesra di tempat tidur, menonton film kesayangan, kembali ke posisi tidur, ke kamar mandi, makan sisa perjuanagn di rumah, ke kamar mandi lagi dan kembali tergolek tidur.
rasa MERDEKA akan jiwa sendiri.. [hahahaha]

Pada satu titik aku membayangkan memanjakan diri dengan segala aktifitas kemalasan itu.
ya,...!!!
memanjakan kemalasan, setelah ragam aktifitas memenuhi jadwal padat yang tidak jelas.
[pergi pagi-pulang malam]

tetapi terkadang sebagian otakku juga tidak menerima akan aktifitas itu.
[katanya aku terlalu memanjakan "masalah" yang bertimpa-timpa]
benarkah itu??
ah aku menepisnya dan merasakan bahwa "sebagian" otakku itu hanya cemburu pada aktifitas sebagian lagi..
[kilahku untuk membenarkan rasa malas yang tidak berakhir itu]

kalau orang berkata itu suntuk maka aku berkata itu adalah bosan yang romantis..||

Thursday, October 3, 2013

pertama di asrama "sedarah". JOGJA 1

sebulan di tanah Java memberikan banyak pengalaman yang begitu berarti.
mengenal akan arti persaudaraan di tanah perantauan, mengenal budaya jawa yang di kemas secara apik oleh seniman disana dan dihargai serta di apresiasikan oleh masyarakat disana dengan begitu baik juga, mengenal orang-orang baik yang tidak pernah disangka akan bertemu, serta mengenal ketinggian di beberapa puncak yang telah terlewati.

"arti persaudaraan" menuai pelajaran begitu penting bagi saya pribadi. Pada awalnya saya yakin jika kami tidak akan terlantar di tanah orang tersebut karena disana ada paguyuban sedarahku tidak akan pernah menelantarkan kami. dan ternyata aku salah telak pada poin ini.
"asrama sedang di perbaiki, kami juga harus tidur berdesakan di asrama yang satunya karena asrama yang disebelah sedang di renovasi.." ucap ratu yang berasal dari Aceh utara.
dia berdua dengan temannya kala itu (aku lupa dengan nama perempuan yang satu lagi)
kami bertemu mereka kala mereka hendak keluar dengan menggunakan sepeda motor.
jawaban mereka seakan-akan mereka resa untuk menampung kami.
"jadi gimana kak??"
tanya perempuan itu lagi karena buru-buru hendak pergi..

karena responnya datar dan tidak bersahabat, maka dengan kecewa aku jawab,
"tak apa-apa dek.."
(padahal kala itu hati sudah mendidih karena kecewa)
pengalaman serupa jua terjadi ketika kami pertemu dengan mahasiswa lainnya yang bernama Ami.
namun ini lebih sedikit rasional karena mengajak untuk menginap walau kami tau itu hanya berbasa-basi, karena setelah mengajak itu dia langsung kembali masuk ke dalam Asrama putri.

kami kecewa berat kala itu.
kecewa dengan "pertalian darah itu". kecewa dengan sikap yang bernama "mahasiswa itu"

sikap kecewa memang sewajarnya terasa dan membekas dalam, ketika awal ekspektasi kami yang begitu besar terhadap paguyuban tersebut di awal sebelum langkah kami kesana. dan itu akhirnya langkah pertama dan terakhirku untuk menjejak asrama itu.

kami malu, dengan teman yang mengantarkan kami ke asrama tersebut, karena dia tidak memiliki latar darah yang sama namun peduli dengan diman kami akan menginap dimalam itu.

menjadi pertanyaan besar di otakku kala itu. dimana rasa persaudaraan seperantauan itu?
apakah sudah terpenggal oleh kemoderenan dan juga rasa "nafsi-nafsi."?
apa yang terjadi dilingkungan asrama itu?
apakah semuar penghuni memiliki sikap yang sama?
apakah  ini hanya terjadi kepada kami saja?
atau kami adalah korban kesekian..??

begitu banyak pertanyaan yang bergelantungan yang menunggu pencerahan.
dan mencoba menenangkan diri bahwa kami hanya sial saja bertemu dengan anak-anak ingusan yang BELUM mengerti arti merantau dan jauh dari rumah.
atau sikap kami yang salah karena datang pada moment yang tidak tepat. (tapi apakah harus menginap di asrama yang di biayai oleh pemerintah Aceh sendiri harus melalui prosedural yang berat, sedangkan kami hanya membutuhkan menginap beberapa malam saja.??)

dan akhirnya kami meninggalkan asrama itu dengan kecewa.
kami akhirnya bermalam dirumah salah seorang teman. dan kami tinggal di rumah kosong disebelahnya.
Tuhan kami bermalam di sebuah rumah, serasa memiliki rumah sendiri di negeri orang. walau hanya beberapa malam. :D

beberapa waktu di tanah itu. JOGJA

Tuesday, October 1, 2013

keberangkatan menuju jogja

..dan akhirnya telah diputuskan jika pada tanggal 27 Agustus aku akan berangkat menuju Jakarta bersama dengan temanku yang bernama Dina.
Pada awalnya keraguan itu datang silih berganti karena kondisi keuangan yang sangat mepet dan sulit.

Namun aku ingin pergi sejenak dari kota ini, membawa luka di hati dan mencoba menyembuhkan diri di sepanjang perjalanan nanti. dan tentu saja hanya aku yang paham dan mengerti akan luka dan perih itu. aku harus pergi.

Dengan bermodal uang yang pas-pasan akhirnya kami memutuskan untuk membeli tiket pesawat lion air pada tanggal 27 mendatang. padahal sebelumnya kami mendapatkan harga tiket murah dengan tujuan yang sama. Tapi kala itu tidak satupun  dari kami berdua  mengantongi uang. dan walaupun agak sedikit mahal, maka tiket itu kami beli juga.

Dengan di Antar Akbar aku sampai ke Bandara iskandar Muda dan Dina di antar oleh lelaki yang sudah dianggap seperti abangnya sendiri, walaupun mereka agak terkendala karena harus di tilang polisi karena tidak membawa STNK, Parah..!! walhasil mereka kebut-kebutan untuk bisa sampai ke bandara tepat waktu, padahal kala itu waktunya mepet sekali. Bersyukur naaik Lion karena mendapatkan Dispensasi "Delay" selalu. hahaha....

Setelah selesai Check in dan mengurus Tas ke bagasi maka baru tenang rasanyaa. tinggal membayar airpotect yang harganya 25 ribu rupiah per orang, maka semua selesai tinggal menunggu di ruang tunggu serta keberangkatan.

ah, kala keberangkatan tiba, hatiku mulai kacau. dan tetap saja berpenampilan biasa saja di depan dina.
dan predikat si raja selay untuk lion air juga belum berubah. kami delay dari banda Aceh dan juga ketika transit di Medan. walhasil baru jam 10 lewat kami sampai ke Bandara Sokarno Hatta. Alhamdulillah.
disana kami sudah di tunggu oleh Jay dan Acong dan segera membawa kami ke sekret mereka di WAMAPALA. sederhana namun penuh keakraban.

bukan Acong namanya jika tidak menghambat perjalanan kami dengan alasan,
"ah kalian payah..!! masak baru nyampe langsung pergi lagi..!!"
ketika kami mengutarakan niat untuk besok bisa berangkat ke Jogja. Acong bertingkah dengan tidak mau mengantarkan kami, walhasil baru lusanya kami bisa berangkat ke Jogja dengan menggunakan Kereta Api di Pasar senen menuju Lempuyangan-Jogja.

9 jam di Kereta Api bukan merupakan waktu yang singkat, dengan keadaan kereta yang Panas menyengat, walaupun ada AC yang "bertenggeng" gagah diatas kepala.suasana benar-benar tidak nyaman. dan Dina mendapatkan berita kurang bagus dari keluarganya, dengan wajah murung dan sesekali air mana tertumpah jua.
kereta apinya banyak berhenti dan itu jua yang menyebabkan kami terlambat sampai di Jogja. disana kami sudah di tunggu oleh Kang Gapo, temanya Dina.
karena perut sudah lapar kami di Ajak makan malam di Angkringan, dan duduk di atas tikar yang di lentangkan pada trotoar.
pertama kali aku merasakan  makan dengan kondisi duduk langsung di Atas trotoar jalan. Gila ne negeri  (otakku berceracap..!!). tetap saja rasa lapar mengalahkan rasa gengsiku.. aku makan dengan lahap- pake nasi tambah juga :)

karena sudah larut malam dan kelelahan -2 malam di Jakarta kami tidur kurang nyaman karena harus bertarung dengan nyamuk- maka kami memutuskan untuk malam ini akan menginap di hotel murah meriah.
dan setelah keluar masuk hotel beberpaa kali akhirnya  menemukan sebuah hotel kecil. kang gapo juga pulang dan berjanji akan menemui kami keesokan harinya.

kami tidur lelap malam itu. nyaman.. :D

dan tuhan baru kali ituaku sarapan pagi hanya dengan sekerat roti bakar dan secangkir kopi..
hahaha... udah seperti gaya western saja..

sembari menyeruput kopi kental yang sedikit aneh dilidah, aku menikmati suasana pagi di jogja dari lantai paling atas penginapan tersebut.

dan semua terlihat berdesak-desakan dengan beratapkan genteng dari tanah liat, orang-orang berlalu lalang di jalan dengan beragam gaya, ada yang berjalan kaki dengan memakai baju daster, ada yang bersepeda ontel, naik becak dayung, sepeda motor, hingga mobil. cuaca lumayan menyengat kala itu.

Aku diliputi perasaan bahagia karena akhirnya aku sampai juga di kota JOGJA...!!!
:D






dari salah satu tulisanku kala itu.

tentang mu (sedikit)

Malam ini begitu menarik. bulan purnama pada pertengahan syawal ini begitu terang menderang. Seakan sempurna untuk lampu yang berderang bagi alam.
seteguk sanger di awal malam beranjak, kembali menyegarkan hati ini. Memang sudah sangat lama tidak merengguk sanger (minuman khas Aceh itu). Rasa kopi yang sedikit pahit bercampur rasa manisnya susu kental manies seakan merupakan replika hidup ini yang seimbang anatara manies dan pahit.
duduk di warung kopi di awal malam ini, sebenarnya bukan aktivitas yang di rencanakan, akan tetapi kesempatan yang berdatang karena tergoda secangkir sanger panas dan kental.
Berbeda dengan warna bulan yang cerah atau rasa sanger yang mantap, hati ini sungguh berada di luar jangkauan. Jauh pergi melanglang buana dengan perasaan yang tidak menentu ini. Seakan jiwa dan raga tidak bersama, ada sedikit roh yang terpasung pada raga yang lain.
Raga yang beberapa waktu terpuja oleh rasa yang tidak pernah terduga. Berhadir tanpa perencanaan dan ternyata sungguh menyita waktu dan perasaan. Terkadang basah oleh ceria dan terkadang kering kerontang karena duka yang tidak berbentuk.
Sungguh, aku tidak tau itu, apakah harus dirutuki dengan berdarah-darah atau justru harus didyukuri dengan mata berbinar.
Rasa yang sebenarnya perlu dipertanyakan, apakah harus dipertahankan atau segera dihapus dan dibuang. Tapi apakah semudah itu?
Tidak mudah, kala tidak punya secuil komitment karena hanya menduga-duga dari tatapan mata, gerak tubuh, suara pesan yang menderit di HP sedangkan dari lisan tidak pernah terdengar kebenaran yang nyata. Semua berdasarkan dugaan yang bisa saja diputar balikkan dengan semena-mena, karena tidak cukup mental untuk bisa bertahan atau mempertahankan..
dan aku adalah korban segar yang ditertawakan..
Rasa itu memang bodoh adanya, di luar logika dan akal sehat. Namun cukup membuat hati ini sedikit tercoreh bahagia walau bergunung derita.
dan begitulah rasa itu adalah cinta.
hilangkan atau pertahankan, sampai aku bosan dan melangkah pergi..

Sunday, June 9, 2013

suatu sore di Pekan baru. part 1

suatu ketika, di lain kota...
dipusat kota yang ramai, saya hendak kembali kepenginapan.
[setealh jalan-jalan 'tidak penting' keliling supermarket]

menuju kepenginapan  tentu saja harus menaiki mobil penumpang (seperti kopaja)
karena jaraknya yang lumayan jauh.

sore itu lumayan ramai dan bus itu penuh sesak..
beruntunglah saya ini masih di beri kesempatan menduduki kursi yang empuk, pada waktu saya menaiki bus itu penumpangnya masih belum ramai..

beberapa menit kemudian penumpang mulai mensesaki bus tersebut..
seorang ibu yang masih muda menggendong putrinya dan di seorang lagi yang digenggam, di tangannya.. [kerepotan pasti.]
berbarengan dengan ibu tersebut naik ke dalam bus,  busnya pun bergerak maju..
saya yang masih muda dan kuat dengan spontan berdiri dan mempersilahkan ibu dan putrinya menempati tempat duduk saya..

Ketika saya berinisiatif untuk berdiri dan mempersilahkan ibu tersebut
bagi saya perilaku itu adalah biasa saja dan tidak begitu special .. [manusiawi sekali]

dan ternyata saya salah...
ketika saya berdiri dan mempersilahkan ibu tersebut duduk di tempat duduk saya..
semua mata menoleh ke saya dengan tatapan heran..

oo.. apakah dikota ini mempersilahkan orang tua, ibu dengan anak-anaknya menempati tempat duduk yang kita tempatin adalah sesuatu
"PRILAKU YANG TAK LAZIM"???

dan dari cara mereka menatapku disana, aku berkeseimpulan "ya"
dari perilaku tersebut mereka dapat terus menyimpulkan kalau aku bukan orang baru di daerah ini

...*tepok-tepok jidat... masyarakat indonesiaku semakin skeptis saja kepada kemanusian.!*   #prihatin

Saturday, May 18, 2013

Catatan Survey Youth Integrity I



[Gue Gajah]- 

Desa yang terletak di Daerah Aceh Besar. Walaupun secara administrasi berada di kawasan Aceh Besar, akan tetapi karena jaraknya yang begitu dekat dengan Banda Aceh, maka desa Geu Gajah [secara tidak langsung] terasa masih berada di seputaran Banda Aceh.
Desa Geu Gajah ini mulai di kenal dan terkenal sesudah Tsunami melanda Aceh Tahun 2004 silam. Karena Banyak penduduk aceh yang melarikan diri menuju Mata Ie [karena lebih tinggi dan jauh dari bibir pantai], dan desa Geu Gajah dan sekitarnya. Pada saat itu banyak pengungsi yang bertahan di halaman  TVRI Aceh, karena selain halamannya yang luas, bantuan juga mudah berdatangan karena akses informasi yang mudah di jangkau dan di akses oleh wartawan dari berbagai media local, nasional hingga manca Negara.
Baiklah, kembali bercerita tentang pengalaman hari ini.
Siang ini udara begitu terik dan termasuk dalam agenda musim kemarau, akan tetapi cuaca semakin “mendangdut” sekarang [tidak keruan, sebentar terik dan sebentar hujan] di jadwal musim kemarau akan tetapi Aceh menggila dengan banjir disana sini, begitu juga siang ini, diantara terik matahari hujan rintik-rintik juga turun mengiringi perjalanan menuju desa Geu Gajah, Aceh Besar.
Memasuki  salah satu Komplek perumahan di desa Geu Gajah, suasana begitu sepi, hening dan lenggang. Tidak banyak aktivitas penghuni kompleks. Dan terkesan seperti tidak berpenduduk. Setelah berputar-putar mengelilingi beberapa liku jalan, dan terlihat beberapa ibu-ibu sedang ngobrol santai di depan sebuah rumah. Kebetulan fikirku, karena salah satu tugas yang diberikan oleh coordinator lapangan –bapak Hendrik- yakni harus mewawancara seorang wanita dewasa dan 2 orang pemuda dan 2 orang pemudi.
“assalamualaikum”
Sapaku mencoba ramah dengan senyum lebar percaya diri ala senyum pepsodent.
“waalaikum salam”
Jawab ibu-ibu itu bingung.
Setelah mencoba mengenalakan diri dan mencoba menjelaskan sedikit tentang tujuan kedatangan saya yakni terkait survey pendapat masyarakat terkait korupsi dan integritas.
Sontan saja rupa dan waja ibu-ibu itu berubah. Menjadi tidak bersahabat.  Dengan tidak peduli dan acuh seorang ibu berkata.
“tidak usah ngomong tentang korupsi, saya sebagai masyarakat sudah capek mendengar kata-kata itu, selama system pemerintahan belum dig anti maka tidak ada gunanya pemerintah ngomongin tentang korupsi, tidak akan membuahkan hasil.!” Ujarnya ketus..
Waduh, salah apa ya saya? Padahal saya berusaha menjelaskan secara runut dan baik…
Walaupun sudah menjelaskan dengan sedemikian rupa namun tetap saja jawaban ibu-ibu tersebut skeptis dan tidak bersahabat.  Dengan sopan sayapun beranjak pergi dan meninggalkan ibu-ibu tersebut.
Ibu Evi Murni
Setelah putar-putar beberapa lama, akhirnya aku memutuskan menyinggahi sebuah rumah. Mencoba menyapa ibu-ibu juga.. namun alasannya juga tidak mau karena “kami ibu rumah tangga dan tidak mengerti apa-apa” padahal sudah coba di jelaskan.
Walaupun tidak berhasil akhirnya saya mencoba menyinggahi sebuah rumah setelah di ketok keluarlah ibu muda yang terlihat ramah. Beliau bernama ibu evi.  Setelah saya menjelaskan siapa dan maksud kedatangan saya, belaiu merespon dengan positif. Beliau begitu menggebu-gebu menceritakan akan kekesalannya terhadap prilaku korupsi dan penyuapan yang kerap terjadi di masyarakat dan instansi-intansi pemerintahan..
Selesai mewawancarai ibu evi, aku bergegas permisi dan mencari responden lain. dan aktivitas di dalam kompleks masih terlihat lenggang, sepertinya banyak yang masih melakukan aktivitas di luar.
Ada beberapa yang saya temui ada yang tidak bersedia diwawancara karena merasa tidak mampu menjawab, sibuk, alasan mau keluar, umur yang sudah lebih 30 tahun [katagori pemuda] hingga pendatang.
Dan akhirnya saya menemukan responden laki-laki dan dia bersedia menjawab pertanyaan yang saya tanyakan dan bersikap responsive. Seorang yang bekerja di instansi pemerintahan dan berumur sekitar 30 tahun. Dari jawaban yang diberikannya sepertinya dia mendukung pemerintahan. Pada awalmulanya dia terkesan tidak serius dan banyak bertanya ketika ditanyakan pertanyaan namun lambat laun menjadi serius dalam menjawab pertanyaan tersebut.
Memang tidak mudah mencari responden terutama pemuda  yang mau peduli terhadap korupsi. Karena ketika pertama memperkenalkan diri dan menyatakan tujuan dari survey tersebut pemuda yang di temui langsung menciut karena merasa [mungkin]  kurang nyaman dengan isu yang di ajukan.
Seperti fitri [perempuan berumur 25 tahun] pemudi yang menyelesaikan pendidikan terakhir tingkat SMA ini pada awal mulanya menbolak untuk dilakukan survey akan tetapi setelah dijelaslkan panjang lebar akan tujuan dan mamfaat dari survey ini. Akhirnya dia bersedia untuk di wawancara.
Dan akhirnya semua berjalan sesuai dengan rencana.. mission complete!

Monday, May 13, 2013

"belajar iklhas...."

apa yang paling sulit??
jika untuk ditanya pada waktu ini, dan sampai sekarang ini, mungkin prilaku "ikhlas" adalah jawabbannya..
bagaimana bentuk dan rupa iklhas itu berseliwet-seliwet dalam keraguan dan kebimbangan..
bagaimana rupa ikhlas itu??

dilihat dari kamus berbahasa Indonesi [yang terpajang di rumah karya, W.J.S. Poerwadarminta, Balai Pustaka] makna dari ikhlas ini adalah tulus hati, hati yang bersih. sedangkan mengikhlaskan adalah menyerah kan dsb dengan tulus ikhlas, merelakan, memberikan.
ada beberapa kata penting yang menarik yang menjadi perhatian disini yakni:
1. Tulus hati,
2. hati yang bersih
3. menyerahkan dengan;
4. Tulus,
5. Merelakan,
6 Memberikan..

dari ke enam kata yang menjadi pointer di atas, semua prilakunya berkaitan dengan "hati"

semuanya bermuara kepada segumpal darah tersebut.
Dalam hadist Rasulullah,  
“Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal darah. jika segumpal darah tersebut baik maka akan baik pulalah seluruh tubuhnya, adapun jika segumpal darah tersebut rusak maka akan rusak pulalah seluruh tubuhnya, ketahuilah segumpal darah tersebut adalah hati.”
(H.R. Bukhari Muslim)

semua prilaku berawal dari hati yang terniatkan dan berakhir kepada prilaku. baikkah atau burukkah.
“Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”.
(H. R. Bukhari Muslim)  

segumpal daging yang disebut hati itu, sungguh ibarat benda yang benar-benar harus dijaga dengan sedemian rupa dengan penanganan yang halus dan telaten pula. karena begitu mudah terbolak-balikkan.
Mengapa harus dijaga?
ehm..
karena hati juga mengalami pasang surut, dan yang paling parah adalah ketika hati menjadi layu dan mati..
dan penyakit prilaku yang berkepanjangan akan bermunculan dengan begitu cepat. dan tentu saja prilaku ini akan berdapak negatif kepada jiwa manusia.
pernahkah anda merasakan kala hati pengalami surut?
ada beberapa rasa yang akan terasa:
diantaranya, sulitnya air mata keluar [dan ini berindikasi hati yang mulai terasa mati], ketika peringatan tentang hari kematian dan hari pembalasan yang diceritakan jiwa dan hati terasa biasa saja (mungkin ini indikasi selanjutnya yang paling sederhana), ketika berbuat maksiat menjadi hal yang biasa saja..

pribadi sendirilah yang paling paham akan sejauh mana rasa hati itu berada, dalam kategori hati yang sehat, hati yang mulai sakit atau hati yang mulai mngeras bahkan mati (nauzdubillah)..

kembali kepada rasa ikhlas tadi..
bagaimana cara mengiklhaskan??
pertanyaan yang sangat rumit bagi saya..

namun katika mencintai sesuatu dengan sepenuh hati [baik mahkluk maupun benda] maka sertakan selalu Allah dalam rasa cinta itu, maka rasa itu akan berhadir lebih indah dan menjadi prasangka yang baik..
jangan mencinta terlalu berlebihan karena ketika itu terjadi maka banyak harapan dan impian yang akan di bangun dan tidak berkesesuaian maka kegoncangan jiwa akan terasa dalam.

dalam surah Albaqarah  ayat 216 Allah menegaskan;   
Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”

dan tentu saja manusia ini adalah mahkluk Allah yang lemah yang selalu membangun harapan dan impian berdasarkan nalarnya saja.. dan tentu saja menghadirkan Allah terhadap semua impian dan rasa pasti akan menuai rasa bahagia pula.. [berprasangka baik]

kala rasa ikhlas itu dimiliki dalam hati yang sehat, maka segala sesuatu yang terlihat buruk [karena tidak berkesesusian dengan impian dan harapan] maka itu akan MENJADI INDAH JUA, kala rasa tulus dengan hati bersih dan merelakan apapun keputusan yang ALLAH SWT berikan setelah usaha dan ihktiar dilakukan..

oleh sebab itu maka Rasulullah selalu mengajarkan untuk melakukan Shalat istikharah dalam menentukan pilihan yang baik diantara pilihan yang ada.. :D


"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk yang baik dengan pengetahuan-MU. aku memohon agar di beri kekuatan dengan Kekuatan-Mu. Aku memohon kemurahan yang sangat luas, karena sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa, sedangkan aku tidak. Engkau Maha Mengetahui segala yang ghaib. Ya ALLAH jika engkau mengetahui perkara ini baik bagiku, bagi agamaku, bagi kehidupanku saat ini dan saat yang akan datang, maka mudahkanlah ia bagiku. Kemudian berkahilah dia bagiku. Sedang apabila Engkau mengetahui bahwa perkara itu buruk bagiku, bagi agama, bagi kehidupanku sekarang dan yang akan datang, maka jauhkanlah ia dariku atau jauhkanlah aku darinya. Berikanlah kepadaku kebaikan dimanapun adanya dan jadikanlah aku orang yang ridha dengan pemberian-Mu"

(HR.Bukhari)

dan ini merupakan doa yang di panjatkan selepas melaksanakan shalat Istikharah..
duh...
begitu indah nya Islam ini, mengajarkan hati yang ikhlas, dengan menempatkan Allah selalu sebagai tempat bergantung, berprasangka baik atas keputusan Allah dan tentu saja meridhakan dengan keputusan Allah itu..

menjadi jiwa yang ikhlas dengan hati yang lapang tentu tidak mudah. akan tetapi setiap mahkluk yang telah berusaha melakukannya, tentu Allah akan memberikan penilaian lain, karena telah berusaha dengan hatinya..

selamat mencoba [terutama buatku pribadi]
:)









Tuesday, April 30, 2013

once upon time, "malam"

Malam ini cerah sangat..
walaupun tidak dengan bulan purnama pada awalnya..
langit terlihat bersih, dengan gerlap gemintang di beberapa sudut, menambah cantik peraduan malam.

Pada Awalnya saya tidak terlalu ambil pusing dengan pergantian  sore beranjak malam.
Namun serasa langit menggoda saya untuk menikmati keindahannya.
dan aku pun tergoda..

Selepas shalat magrib di salah satu mesjid  [Menikmati Shalat magrib dengan syahdu] yang berada di kawasan Lamprit. aku mulai menjejakkan kaki keluar dari mesjid sembari memperhatikan beberapa pasangan muda yang sedang menggendong putra-putri mereka dengan mesra. -aku pun tersenyum melihat kebahagian mereka-

Dan aku mulai menuruni tangga mesjid dengan perlahan, dan tanpa sengaja aku melirik ke langit, dan Subhanallah. aku suka.!
Sehingga akupun terdiam sejenak. dan mulai memandangi langit dengan penuh cinta.
Bukan karena ada bintang jatu, komet yang berjatuhan, ataupun bulan yang menggantung indah.
Namun hanya langit yang cerah, tanpa bulan, dan tanpa awan. langit yang begitu bersih dengan gemintang di beberpa sudut. begitu sederhana namun sungguh menawan..
Dan suasana hatipun ikut berubah, aku pun tersenyum sendiri [tanpa sadar]

Memandangi langit dengan penuh cinta, tiba-tiba hati terbersit syukur pada-MU Rabb..

Akupun mulai melangkahkan kaki dengan gontai menuju sepeda motorku yang sedang terparkir di pelataran mesjid tersebut.
Manaikinya dan menggunakan helm bututku.. sebelum menghidupkan sepeda motor itu, aku kembali menatap langit yang indah..
dan lagi-lagi aku hanya bisa berkata -- menawan--

aku memang bukan seorang penulis atau pujangga yang memeiliki ribuan kata yang mampu menggambarkan pesona keindahan alam yang di ciptakan Rabb..
aku hany seorang pengagum saja. tidak memiliki cukup banyak kata untuk mengeluarkan rasa kagumku pada keindahan alam melalui rentetan kata dan tulisan..

Teerkadang aku sering membayangkan diriku ini adalah seorang penulis, dan tentu saja malam yang menawan ini akan aku rangkai dalam kalimat indah penuh dengan cinta kepada si pembaca. dan tentu saja dengan membaca saja seakan akan mereka juga turut hadir pada moment sederhana dan cantik di malam ini..

Dan dengan perlahan kuhidupkan sepdea motor hitamku keluar dari pelataran mesjid menuju ke jalan raya.
menuju ke rumahku tercinta.
kembali pulang..
dan tentu saja kembali lagi dengan rutinitas malamku..

- hati ini penuh syukur dan cinta pada-MU Rabb [jangan cabut rasa cinta dan syukurku Pada-MU]---



Monday, April 29, 2013

pagi mendua.

menjalani rutinitas pagi walau terkesan seperti biasa namun tetap saja memiliki beragam prioritas.
mulai dari bersepeda, menyapu halaman, menyuci, menggosok hingga menyabuti rumput panjang dihalaman rumah belakang.

Beberapa pagi ini kulalui dengan sangat tidak menarik. bukan salah siapa namun salahku jua. sering menumpuk pekerjaan. nah ketika masa deadline datang aku sendiri yang kerepotan.
jika ditanya kemana saja dan ngapain, aku juga bingung menjawab apa. karena tidak jua aku berleha-leha tiduran atau nonton.

nah, agenda harian memang menjadi kacau dalam tahun ini, prioritas yang sangat penting, penting hingga no prioritas memang sudah sering terabaikan.
kalau kata temanku, tidak mampu berkonsentrasi dengan baik..
kadang itu benar jua adanya, terkadang sedang menggebu-gebu mngerjakan sesuatu namun ketika teralihkan dalam pembicaraan kecil nan riangan aku pun terlalu begitu saja.
dan pekerjaan yang sedang kukerjakan tadi memerlukan waktu lama dengan tingkat konsentrasi tertentu untuk kembali memulainya..
nah yang paling parahnya lagi terkadang terlupa harus memulai dari mana  -_-

begitu juga pagi ini..
hati dan fikiranku kembali mendua..
pagi-pagi sudah bangun, shalat dan mulai mengerjakan sesuatu dengan deadlini sendiri, namun lagi-lagi fikiran dan hatiku terpecahkan akan satu objek lain yang sering kali mengusik imagiku.. dan akhirnya aku terpaut dengan tulisannya..
dan pekerjaanku.. kembali kuabaikan begitu saja.

sering ini terjadi, apakah aku membutuhkan seseorang yang mengawasi hasil kerjaku atau malah butuh kata-kata menoreh panjang di hati ini?

namun pagi ini hatiku tetap mendua. mendua pada rasa yang selalu berkelebat dalam otakku, kala semua aktivitas berjalan sebagaimana mestinya. kala mempersiapkan tidur lelap di malam hari atau bangun kala pagi buta..

dan tentu saja walau aku merutuki akan menduanya hati itu, namun tetap saja aku mencari dan memasukkannya kedalam otak dan hatiku.
alasannya?
satu kalimat saja
-- aku menyukainya--

Friday, April 12, 2013

percintaan yang tidak ada ujungnya..



kerika aku mencoba membolak-balik tulisan yang belum rampung termasuk ini.. :D

1 December 2012
Langit cintakan laut…
Angin itu mendesah pelan, meraba hati untuk tenang. Menyaksikan birunya langit memadu kasih dengan birunya air laut. Berdua, mereka begitu mesra. Menyatu dalam simphony keindahan yang dalam.
Aku masih nyaman menatap indahnya perpaduan itu, sembari memeluk lututku, aku duduk di bawah sebuah pohon kelapa dengan beralaskan pasir putih yang empuk.
Menatap sepasng kekasih -laut dan langit- membuatku cemburu sangat. Mereka begitu serasi.
Angin berhembus sepoi-sepoi dan memisikkan kata-kata cinta yang diucapkan langit kepada lautan. Kata angin laut sedang merayu langit dengan buaian cinta.
“kau dengar, tadi langit merayu laut dengan mesra?” bisik angin padaku
Mataku bergerak-gerak bgitu juga dengan telingaku. Lalu kujawab
“aku tidak mendengar sepatah katapun wahai angin, bisakkah kamu bisikkan apa yang sedang mereka bicaraka?”
“aku ingin jua masuk diantara gelora cinta merah jambu itu yang sedang mereka rasakan”
“Aku ingin merasakan cinta itu” ujarku bertubi- tubi ke pada angin
“aku melihat mereka begitu serasi, lihatlah gerakan laut begitu lembut serasa di mabuk asmara yang begitu dalam, dan aku menyukai gerakan genit penuh birahi itu” ujarku pelan.
“Tahukan kamu jika langit memuji dalam laut, “kamu begitu menggugah duhai kekasihku laut, selalu membuatku mendamba, ingin rasanya membawamu bersama kehujung langit ke tujuh. Ke puncak nan jauh diasana ketempat yang tidak pernah sedikitpun bisa di lukiskan oleh hal lain di muka bumi ini. Akan kutunjukkan keindahan danlam sigma-sigma warna yang memukau. Duhai laut, kamu membuatku dahaga akan cinta, ingin rasanya kurengguk dirimu. Dan tidak akan membiarkan yang lain menyentuh dan menodaimu”
Dan laut begitu tersipu mendengar rayuan cinta langit.  Sehingga gerakan tubuhnya terlihat melembut dan romantis, bersemu-semulah dia.
“… langit.. aku merindu cinta utuh, dan aku takut, terbersit dalam hatiku ini jika kata-katamu ini akan hanya berawal dari ujung lidahmu yang begitu memikat, bagaimana bisa aku pastikan jika rayuan mu itu berasal dari palung hatimu yang terdalam? Dan aku takut terluka parah”
“duhai kekasihku lautan yang biru, apa yang harus aku lakukan padamu untuk membuktikan cintaku yang begitu tinggi dan luas ini? Apakah aku harus meledakkan semua gemintang itu dan dan menaburkannya atas lukaku agar kamu mengerti akan rasa cintaku padamu yang begitu membengkak.?”
Ujar langit yang mulai gelisah ketika cinta besarnya dipertanyakan.
“duhai langit biru, aku takut jika petirmu akan membuat darahku mengering dan membakar seluruh pesonaku. Aku takut tergerus, takut dan takut karena kau pernah terluka parah oleh secuil hati ini”.

“apa yang harus kulakukan wahai pesona keindahan..?”
“aku tidak ingin juntaian kata-kata rayuan yang tentu saja membuat aku sakau dan mati..!”
Kau bisa melihat jika aku bersemu merah ketika merayuku, aku menyukai rayuanmu. Aku menyukai gerakanmu dan tubuhmu. Tatapanmu membuat aku lemas dan mati rasa. Seringaimu membuat aku semakun jatuh parah dalam cintamu.”
Sungguh langit kamu begitu sempurna dalam bola mataku, begitu indah dan wangi tubuhmu adalh racun yang selalu kupuja disetiap desah nafasku”. Membayangkan rupa mu sudah cukup membuat aku tenang. Dan  tahukah kamu jika aku tersesat dalam kelebat bola matamu yang begitu romantis”
Langit merasa girang dan berbinar ketika lautan _dambaan hatinya- yang memujinya kini. Matanya berbinar.
“namun lngit. Aku ingin menggoreskan namamu dalam lantai terdasar dari hatiku. Menyemat namamu dalam dadaku hingga ke akhir. Tersesat dalam kelebat matamu untuk selamanya. Dan wajahmu terproyeksikan sempurna dalam hidupku. Namun langit aku tidak ingin memilikimu seutuhnya, aku tidak ingin menyentuhmu dan aku tidak ingin kamu benar-benar hadir dalam hidupku.. aku ingin kamu hanya jadi gambir hidup..
“Tapi kenapa” potong langit dengan kasar dan putus asa.
“mengertilah awan, aku tidak ingin kamu benar-benar hadir dalam kehidupanmu. Biarlah kamu tetap jadi potret paling kukagumi selamanya untuk hidupku, biarlah kita menepi dan berjauhan”
LAngit mulai putus asa dengan ungkapan laut yang tidak menerima cintanya yang begitu besar sehingga tidak sanggup dipikulnya itu.
“ku mohon laut, terimalah aku” pintanya yang begitu putus asa...
Dan langit yang tadi begitu cerah dan membiru sekarang bergerak gelap.. gerimis mulai berjatuhan..
Langit mulai menangisi rasa hatinya tersayat dan tersakiti
“aku mohon laut, terimalah aku”
“dan aku mohon padamu langit untuk mengerti keputusan ku ini. Jika aku sudah memutuskan takkan ada siapapun yang bisa mengubahnya walaupun kamu sendiri. Lelaki yang selalu kupuja dan kamu harus menghargai itu”.
Rasa sakit langit begitu dalam..
Terlihat wajahnya makin gelap dan hitam. Teriakan menggelagar membahana se antero bumi. Gelegar petir sahut menyahut”
Dan inilah yang paling aku takuti akan mu, karena kamu akan membunuhku dengan rasa cintamu itu.

Friday, March 15, 2013

14 Maret 2013

perjalanan kali ini bisa di bilang sejenis Roadshow.
menyelenggarakan seminar dalam 4 cluster di 4 wilayah berbeda.
perjalanan bisa di bilang lumayan panjang dari ujung timur hingga selatan.

cluster I di mulai di Kota Langsa.
Jujur saja perjalanan ke kota Langsa tersebut merupakan perjalan perdana yang kulakukan
dan menjejakkan kaki di kota tersebut. perjalanan kami di mulai dari kota Banda Aceh menjelang siang dan pukul 10 malam kami sampai di penginapan yakni sebuah hotel yang lumayan besar untuk standard kota Langsa. Hotel Harmoni.

Karena Kelelahan setelah menempuh perjalanan panjang dari Banda Aceh, saya dan kak della langsung menuju ke kamar.
Berhubung kami panitia, ya jelas saja kami harus turun ke lantai dasar dan menemui reseptionis dan memperjelas penginapan peserta.
Dan jujur saja saya sangat shock melihat pelayanan hotel yang segede itu. pelayanan hotelnya sangat TIDAK ramah dan membuat greget.Dan jujur saja hal itu sangat tidak nyaman. padahal hotel adalah simbol pelayanan untuk para tamu. semuanya serba di layani.

ketidaknyaman terhadap hotel tersebut tidak hanya saya yang mengalaminya namun hampir semua anggota tim juga mengatakan bahwa pelayanan hotel Harmoni sungguh sangat kacau. yang paling parah adalah dirasakan oleh bang ham. Beliau keluar dari kamar sambil nyeker karena di dalam kamar tidak disediakan sendal, ketika dia menemui seorang Office boy dan menanyakan sendal, si Office boy menjawab tanpa melihat beliau dan mengatakan
"gak da..!! sendal habis..!!!"
tanpa melihat ke arah bang ham...
hahahaha... memang hotel unik. gede aja namun pelayanannya motel..!!

berbeda terasa ketika kami menjejakkan kaki ke hotel Graha Buana Bireuen.
ehm kami sampainya juga malam, melihat dari luarnya hotel tersebut sungguh tidak menyenangkan
NAMUN pelayanannya prima sekali...

tamu benar-benar di layani dan reseptionisnya benar-benar cooperatif.
dan lagi-lagi pengalaman mengajarkan bahwa
JANGAN MELIHAT dari COVERNYA..

-------------------------------------

malam ini berjumpa dengan sahabat lama, kami pun makan soto di tempat langgananya..
soto lambat namun terenak di bireun..
begitulah menurutnya..
namun nyammi sekali... gak salah seperti yang di deskripsikan oleh bang khairoel tersebut.
komposisi sotonya benar-benar pas. mantap sangat :D