Saturday, December 28, 2013

28 Desember 2013

Menghitung hari menuju ke pergantian tahun 2013.
Menghitung setiap jam, serta merenung perjalanan hidup di tahun ini yang berjalan di tempat tanpa ada yang istimewa dan menantang..
Terlalu lenbay..!!

ehm klo di bilang tidak ada perjalanan menarik mungkin aku sangat salah menilau sendiri..
yups..

Mari di ralat,  perjalanan tidak menarik disini mungkin dari segi akademis dan kemerdekaan finansial yang belam juga terteguk dengan pantas dan nikmat.

Yups.. Akademis ku sungguh lumayan buruk pada tahun ini, tidak ada perkembangan yang significan, dan berjalan sangat datar dan apa adanya.

Bukan untuk merutuku keadaan, hanya kecewa dengan diri sendiri yang belum bisa menghandle serta menjaga waktu dengan baik dan tertib.
Semua dikendalikan oleh keinginan dan hawa nafsu belaka.

Terlalu sering mentolerir atau bersikap permisif terhadap diri sendiri.
Bertolak belakang dengan nasehat bung Mario, karena pemuda adalah pejuang..

OMG...
Rasa ku untuk bersuang kian melemah..
terantuk dalam pusaran kebosanan dan menguap di penghujung samudera.


Friday, December 27, 2013

27 Desember 2013

Hari ini ternyata hari Jumat...
ah aku lupa...
Pagi menjelang siang aku keluar dari sangkarku dan menuju sebuah warung kopi langganan di tengah kota banda aceh untuk menikmati secangkir kopi hitam dan sarapan pagi..

Beberapa hari ini aku muak melihat hp.
Banyak kerjaan yang belum aku selesaikan dan tidak aku coba selesaikan.
aku serasa mau muntah dan depresi stuck hebat.
Kalau kata kak yanti, 
"kok bisa stuck?? dan aku belum pernah merasakan stuck hingga sekarang, kecuali jika suatu hari nanti terjadi sesuatu dengan ayahku dan aku harus membiayai adik-adikku maka disitu aku akan merasa stuck.."
Pungkas kak yant;i pada suatu hari ketika bertanya kepadaku tentang aku menggalau seharian.

dan aku tahu penyakitku adalah menunda pekerjaan.
Hal itulah yang membuat kepala dan hatiku tidak tenang.
dan celakuanya lagi walaupun aku menyadari dengan sangat baik dan dalam keadaan sesadarnya bahwa penyebab penyakit jiwaku itu namun aku tidak menyembuhkannya dan malah membuatnya semakin larut dan larut.. Bodoh...!!!
..
Kembali tentang hari ini, aku menyesap kopi hitam yang nikmat sekali, seakan menjadi penyegar otakku yang mulai bungkam.
Menyeruput dalam dan nikmat.
dan aku selali menyukai aroma kopi.
Tidak seperti kebosanan yang membunuh, maka tidak dengan aroma dan rasa kopi, aromanya menyegarkan dan disesap nikmat

kembali dengan rutinitas, maka aku merasa seperti orang yang tidak memiliki peta di tangan dan aku buntu akan semua perjalanan hidup. Membuntu daiantara banyak pilihanyang belum jua menenangkan hidupku.
Aku...
dan terus saja banyak perasaan yang menghantam otakku.
Dan selalu saja aku merasa kehidupanku berjalan MELAMBAT dan sangat PELAN
Berharap agar akhir tahun ini berakhir dengan mengambil semua kebosanan dan kebusukan hidupku.
Sehingga kelak ketika aku menjalani tahun beru depan, maka aku akan menjadi jiwa baru dengan keberkahan ilmu dan kesuksesan hidup, berhenti merutuki dan belajar IHklash. :D

Siron, 26 Desember 2013

Sayup-sayup terdengar pengumuman yang di sampaikan dari mesjid kampungku.
Pengumuman bagi kaum adam untuk segera melangkah menuju ke mesjid, gotong royang persiapan Peringatan tsunami yang akan dilaksakan besok [26 Desember 2013]

Tak terasa sudah lebih sewindu tsunami menerjang Aceh.

Seakan seperti gong kecil di otakku yang berdetang-detang untuk mengingatkan agar aku menyempatkan diri "mengunjungi" adikku dan keluarga yang lain yang telah berpulang pada tanggal 26 Desember 2004 silam.

26 Desember 2013.
Pagi ini, matahari enggan menampakkan diri, seakan ikut lebur dan merasakan duka yang mendalang kala 26 Desember 2004 silam.
Langit tidak cerah, namun begitu syahdu.
aku berangkat menuju desa siron di kawasan Lambaro Aceh Besar.
Mengunjungi "perisrahatan" adikku dan keluarga besar telah berpulang yang kami yakini berada disana.

Sesampai disana, aku tidak sendirian, ternyata sudah banyak mobil pick up yang telah berdiri rapi dengan atap terpal buatan untuk penahan hujan, motor dan juga mobil keluarga.

Jiwa terasa berbeda ketika mulai melangkah turun dari motor.
Aku tidak bisa mengungkapkan apa yang bergemuruh di hatiku, rasa rindu yang bercampur sedih mengingat adikku yang telah berpulang.

Perlahan aku menuju ke tempat wudhu dan membasuhkan diri dengan berwudhuk.
tenang
Setelah membenarkan kembali jelbabku, aku melangkah menuju ke arah kuburan massal yang di pisahkan oleh dinding selutut yang bisa di pakai untuk duduk untuk berdoa menghadap kekuburan tersebut yang tertutub rumput...
Aku memilih duduk menjauh dari banyak orang, dan menjauh dari panteu yang di buat khusus untuk berdoa, dan duduk berada di belakang monumen kecil berbentik piramid.

Mengambil Alquran kecil di dalam tas, dan membuka halaman 440 mencari surah yasin.
Memulai dengan membaca Bismillah, aku mulai berdoa dalam hati untuk kelapangan kubur adikku dan saudaraku dan banyak lagi...
Aku mulai tidak kuat, dan tidak terasa air mata mengalir di pipi, oh Tuhan aku merindu dia, adikku.

...
Tanggal 24 Desember 2004 [hari jumat] aku diantar adik lelakiku menuju ke setui, disana ayah menungguku untuk kembali ke jantho [kampung tempat aku dibesarkan].
Entah mengapa tanpa tau alasannya ketika aku memandang terus kepergiannya, sedih tak tau mengapa.
Dan hari itu aku terakhir melihat adikku.

Ketika hari Sabtu kakak ikut kembali ke Jantho, ternyata adikku tidak ikut, katanya dia mau kembali hari minggu.
Dan benar dia kembali pada hari munggu, Kembali ke pangkuan Rabb dengan Alasan Tsunami.

...

Selesai membaca yasin dan menenangkan diri, aku kembali berdoa agar segala kerahmatan dan Cinta Allah selalu terlimpahkan buat mereka dan kami yang di tinggalkan..

Dan aku melangkah pulang kembali kerealita dan peradaban, setelah kelegaan "mengunjungi" adikku  dan keluarga yang lain disini, desa Siron, Lambaro 


Wednesday, December 25, 2013

24 Desember 2013, menjelang akhir tahun

Rumput tetangga memang selalu lebih hijau.
kadang kala pepatah itu memang benar adanya [bagi saya terutama].
ehm..
tapi yang harus digaris bawahi adalah penempatan kata "kadang"
kata "kadang" ini menindentifikasikan kepada sesekali, [artinya tidak selalu]
dalam hal ini saya tidak akan membuat perandaian orang, tapi merujuk kepada saya saja.
nah, begini ceritanya.
[macam dongeng aja :) ]

Ketika mendengar ibukota, hal yang langsung terbayang dibenak saya adalah "macet",
yach, aku sangat membenci bergerak pelan, bahkan terkadang stuck dengan kondisi gerah dan panas di dalam sebuah angkotan umum, belum lagi dengan iringan dendangan lagu dari pengamen yang memekakkan telinga, itu baru satu kata,
belum lagi pedagang yang berserakan di sepanjang jalan, diatas trotoar [yang seharusnya di pakai untuk pejalan kaki -_- ], diantara ruko-ruko sempit, di bawah pepohonan rindang, hingga kepinggir jalan dan memakai badan jalan, nah yang lebih parah lagi jika ada adengan "pasar tumpah",
belum lagi ada adegan angkot yang bergerak "semau guwe", berimpit-impit, ngetem di pinggir jalan dan terlalu banyak,
ah, itu hanya sedikit saja yang berhadir dalam bayangan otak saya, belum lagi pemandangan para gembel yang memprihatinkan, para lansia yang tidur di trotoar jalan [kasihan], sungai yang berwarna hitam, sampah yang berserakan hingga pengap karena gedung yang semakin tinggi mencakar langit.

... baiklah, pending saja, padahal tadi saya ingin menambahkan beberapa lembar foto, namun berhubung koneksinya sangat buruk, maka kita batalkan saja ;)...

kembali lagi ke kata ibukota, pada intinya yang terbayang adalah keruwetan, macet, berisik, udara kotor, sungai yang jorok, angkot yang berjibun, pedagang kaki yang tidak tertib, motor yang berlimpah .... dll
ah, sudah seperti rutukan saja..

tapi di kota besar, mengajarkan makna dari kerja keras, kemauan, kedisiplinan, berhemat, kemandirian, ketekunan, menghargai kehidupan bahkan menghargai pekerjaan yang sudah anda dapatkan sekarang, karena mencari pekerjaan sangatlah susah disana apalagi bagi seseorang yang tidak memiliki skill khusus dan pendidikan yang mampuni [yang berijazah saja sangat sukar mendapatkan pekerjaan apalagi yang tidak memilikinya].

di kota besar semua berjalan begitu cepa, dan bahkan semua orang harus berlari untuk mengerjakan sesuatu, karena jika dia tidak sigap, cepat dan gesit maka orang lain sudah siap menghadang dan menjungkalnya untuk keluar dari posisi yang sudah di dapatkannya dan tentu saja siap menggantikannya.
memang berat persaingan disana, maka jangan heran jika banyak orang bekerja bertahun-tahun pada bidang yang tidak disukainya sama sekali dan dia  bertahan karena persoalan ekonomi yang mendesak dan tentu saja alasan susahnya mendapatkan pekerjaan di kota besar.

Menghargai kehidupan.
Mengapa dengan penggalan frasa diatas..?
begini, dari keruwetan ibu kota, seperti yang sudah saya katakan tadi banyak dari para pekerja yang mengerjakan hal-hal yang tidak disenanginya namun tetap saja harus dikerjakan karena tuntutan ekonomi yang semakin besar, nach bagi penderita hal ini, saran yang saya adalah menghargai kehidupan yang sudah anda  da[atkan sekarang.

bukan berada pada stuck, namun disebalik upaya anda untuk mendapatkan pekerjaan yang berkesesuaian dengan selera anda maka menggalan frasa diatas harus anda terapkan lebih dahulu.
menghargai bisa berkonotasi pada makna mensyukuri.
kata syukur menbuat hati menjadi lapang dan luas dari impitan perasaan "terpaksa" karena deadline kantor dan bos yang judes.

bagaimanapun pekerjaan yang telah anda dapatkan sekarang maka menghargai apa yang sudah kita punya sekarang menjadi pointer yang sangat besar, karena jika kata menghargai itu tidak berhadir maka tentu saja kata syukur itu tidak ada maka jangan harapkan ketenangan dalam jiwa dan diri anda akan anda dapatkan.
Hal ini tentu saja sangat beresiko pada detak jantung anda yang kurang stabil, tekanan darah yang selalu meninggi, raut muka yang selalu kaku maka resiko terserang penyakit akan menjadi tinggi..

Alangkah baiknya memang jika mendapatkan pekerjaan yang berkesesuian dengan minat, tapi mengerjakan apa yang sudah anda dapatkan sekarang dengan syukur yang berlimpah tidak buruk tentunya.
maka disini anda akan belajar "berikhlash" di sepanjang waktu dengan disertai rasa syukur atas apa yang anda dapatkan sekarang.
maka jiwa dan hati anda kan lebih damai dan tenang. Maka raut wajah menjadi cerah dan hidup :D




Sunday, December 22, 2013

jalan ke bogor akhir tahun 2013

pada awal menjejeakkan kaki ke kota bogor, aku begitu gembira dan senang karena aku telah sampai ke suatu kota yang terkenal dengan kota hujan..
sejak aku kecil, [tepanya ketika aku SD] guruku mengajarkan kalau kota hujan itu ada di kota bogor, dimana disana juga ibu kota pemerintahan Indonesia pernah berpindah dari jakarta.

dan aku  mengenal lagi cerita bogor itu dari guru fisika ku [guru kelas 2 SMA] waktu itu beliau bercerita ketika menempuh pendidikan S2 disana, dan dia menempati sebuah rumah sederhana bersama keluarga kecilnya, katanya untuk mendapatkan cahaya maka ada beberapa bagian di atap rumah beliau ditutup dengan kaca, jadi didalam rumah lebih terang walaupun tidak ada jendela.
Adayang menarik, kata beliau, suuatu ketika kaca-kaca tersebut pecah semua, awalnya beliau mengira jika ada-ada anak-anak iseng yang melemparkan batu, namun yang anehnya suara ribut seperti benda yang berjatuhan di genteng tidak juga berhenti, dari lubang-lubang atap tersebut bongkahan-bongkahan es masuk.
Dan ketika beliau keluar, ternyata di halaman rumah sudah di penuhi bongkahan es juga, ternyata  suara tadi adalah suara "hujan es"

Hujan es, dari beliau lah aku mengenal kata hujan es di Indonesia yang negeri tropis ini.. aku jadi membayangkan bagaimana bentuk dan rupa hujan tersebut.
cerita itu menjadi fragmen tersendiri di dlam otakku, diantara percaya dan tidk percaya..

di awal tahun 2005 aku mendapat kesempatan untuk tinggal di kota hujan tersebut. Bogor.
dan aku begitu girang sekali karena aku akan "merantau", tinggal jauh dari kampung tercinta.

Sentul, desa yang terkenal karena sirkuitnya.
disitulah aku menetap, di sebuah asrama yang berstandr international. menarik :)

kembali dengan kota bogor.
disinilah aku mengenal kota yang bukitnya hanya ditanamin singkong.
gilaaa aja, singkong ditanam di berbukitan yang luas, aku jadi bingung bagaimana kalau hujan, dan siapa yang bakal menyerap air?
maka, tidak jadi heran jika masyarakat jakarta ketar-ketir kalau bogor di guyur hujan berhari-hari, dan Jakarta pasti banjir..
belum habis rasa bingungku, aku mulai merasakan bahwa kota bogor jauh berbeda dengan gambar yang ada diotakku dulu..
hal ini mungkin aku terlalu terbayang-bayangi oleh asrinya negeriku aceh...

ya.. memang bogor terkenal dengan sebutan Buitenzorg yang artinya "lepas dari segala kepenatan"..
tapi..
sangat berbeda dengan ayang aku rasakan..
jalanan terlalu padat di sebagian tempat, apalagi jika angkot, bus dan motor mulai tidak tertib.. semua bakal dijadikan jalan, termasuk trotoar,...


Pada tahun 2006, aku bekerja di sebuah pabrik garment dan tinggal di kawasan "tiga roda" namanya..
aku menempati kos-kosan yang hanya satu bilik saja, setiap bulannya aku menyetor sekitar 175 ribu rupiah, mahal memang, tapi tempatnya lumayan nyaman.
disana aku berkenal dengan seorang ibu dan putrinya novi yang berasala dari jawa tengah. dia begitu baik dengan aku dan beberapa anak kosan lainnya yang bekerja di tempat yang sama.
berkat beliau kami selalu akrab satu sama lainnya. bilik si ibuk menjadi based kami kala pagi tiba.
secangkir kopi panas dan roti seadanya tersedia diasana. dan kalau malam tentu saja nonton bareng dan gratis.. :D

di kosan itu juga aku mengenal beragam tingkah polah manusia.
meliahat laki-laki dan perempuan yang tinggal serumah tanpa ikatan, melihat keluarga yang bertatoo banyak, [dan aku selalu agak was-was ketika melewati bilik mereka], melihat ibuk kos yang punya rumah yang sudah tua dan pikun [sering berjalan-jalan di depan rumah sambil bernyanyi dan tertawa sendiri, tak begitu lama, karena segera di bawa pulang oleh pengasuhnya], mendengar seorang perempuan yang berteriak-terik ketika malam tiba karena di pukul olesh suaminya yang tentara, melihat sepasang suami istri yang bekerja banting tulang untuk menyekolahkan anaknya, melihat persaudaraan dan persahabatan, dll.

dan di kamar itu juga akumerasakan sebuah moment yang membuat aku kembali ke fragmen cerita masa SMA, yakni hujan es.
suatu sore kala aku hendak tidur karena hujan mengguyur lebat sekali beberapa hari di kota bogor. tiba tiba terdengar seperti suara lemparan batu ke atap kosan..
pertama-tema pelan, kemudian makin kencang dan merata. aku jadi penasaran, ketika aku membukakan pintu kamarku, tanpak bongkahan es dengan ukuran tak beraturan berjatuhan di tanah..
asiiiiilkkkkkkkkkkkkk hujan es ternyata.
tak bisa kubayangkan perasaanku saat itu, karena aku bisa merasakan hujan es yang terkenal itu.
menurut tetanggaku, hujan es sudah sangat lama tidak pernah terjadi lagi. Jika sedang hujan es, penduduk akan mengumpulkan bongkahan es tersebut dan menyimpannya di freezer kulkas.
dan akan di pergunakan sebagai obat ketika anak mereka sakit.
Hujan es bagi mereka akan membawa penyakit bagi anak-anak.


pada akhir tahun 2013, aku kembali bersilaturrahmi ke kota bogor, kembali berjumpa dengan beberapa sahabatku yang sudah lama tidak bersua.

dan Buintenzorg itu memang murni tidak pantas lagi di sandang oleh kota bogor..
maceeeetnya sangat parah sekarang, sampe benar-benar stuck...
terus, hotel semakin membanjiri di kota ini, banyak gedung-gedung pencakar yang mulai berdiri.
aku miris dan sedih melihat kota bogor yang sudah mulai berganti wajah, walaupun aku bukan penduduk kota bogor..
kesemerawutannya semakin memanas.
dan aku merasa bahwa kinerja walikota bogor belum berdampak apa-apa untuk masyarakat disana.

dan pada akhirnya tidak menarik untuk pergi kemana-mana.
hanya stay di rumah saja.. [kalah dengan macet..] ||