Wednesday, October 30, 2013

Rindu

Membanyangkan rasa rindu saja membuat hati menjadi sumringah dan langsung saja warna pink datang bermunculan dengan genitnya tanpa aku undang. Mentel..
Pink??
Iya, warna genit yang kubenci namun kurindu juga kala rindu mengepul di otakku.

Bagaimana rasa rindu itu?
entahlah bagiku yang awam ini hanya menerka-nerka saja, dan mencoba merangkai-rangkai dengan jalinan yang ada yang mungkin tidak bersesusuaian dengan definisi para pujangga atai psikolog..

Rindu adalah ketika rupa semerawut mu selalu tampil di otakku seperti iklan di tv yang tidak pernah atur namun selalu bermunculan dengan pongahnya di setiap menit.
RIndu kala asap tebal rokokmu mengepul tebal ke wajahku dan tentu saja aku menggerutu namun aku selalu mendekat jua ke asap itu..
kala hati, otak, mulut dan prilaku tidak seirama. hati mendekap mesra, namun prilaku dan mulut mengutuk parah.

namun kamu menolak waktu dan aku terjungkat waktu.
tidak seperti yang lain yang semakin gagah dengan waktu, sedangkanmu meranggas tua dan mati.!!

Ah masih sedikit penafsiranku akan kata rindu itu. pengalamaku denganmu aku rasa sangat kurang sehingga aku hampir melupakan rasa rindu yang dulu pernah mengganggu otak, gerak, jiwa dan ragaku,

dan rindu sekarang menjadi seperti secangkir teh hangat yang dieruput mesra kala  hangat tetapi ditenggak cepat karena dingin. dan berakhir di kamar mandi melalui seni kuning dan DILUPAKAN..

Thursday, October 24, 2013

bosan malam di Yuke MT

pernah merasa bosan.  suntuk dan serba malas mau mengerjakan apapun...???
pernahkah..??

aku sering merasakannya.
ketika hati, otak dan jiwaku bersekutu dengan tubuhku untuk perasaan malas menggunung..!

sehingga apapun yang aku kerjakan menjadi terbengkalai ataupun tidak terlaksanakan sama sekali.
Dan yang paling parah ketika beberapa hari samapai aku tidak keluar dari "sangkar". dan aku hanya bergolek-golek mesra di tempat tidur, menonton film kesayangan, kembali ke posisi tidur, ke kamar mandi, makan sisa perjuanagn di rumah, ke kamar mandi lagi dan kembali tergolek tidur.
rasa MERDEKA akan jiwa sendiri.. [hahahaha]

Pada satu titik aku membayangkan memanjakan diri dengan segala aktifitas kemalasan itu.
ya,...!!!
memanjakan kemalasan, setelah ragam aktifitas memenuhi jadwal padat yang tidak jelas.
[pergi pagi-pulang malam]

tetapi terkadang sebagian otakku juga tidak menerima akan aktifitas itu.
[katanya aku terlalu memanjakan "masalah" yang bertimpa-timpa]
benarkah itu??
ah aku menepisnya dan merasakan bahwa "sebagian" otakku itu hanya cemburu pada aktifitas sebagian lagi..
[kilahku untuk membenarkan rasa malas yang tidak berakhir itu]

kalau orang berkata itu suntuk maka aku berkata itu adalah bosan yang romantis..||

Thursday, October 3, 2013

pertama di asrama "sedarah". JOGJA 1

sebulan di tanah Java memberikan banyak pengalaman yang begitu berarti.
mengenal akan arti persaudaraan di tanah perantauan, mengenal budaya jawa yang di kemas secara apik oleh seniman disana dan dihargai serta di apresiasikan oleh masyarakat disana dengan begitu baik juga, mengenal orang-orang baik yang tidak pernah disangka akan bertemu, serta mengenal ketinggian di beberapa puncak yang telah terlewati.

"arti persaudaraan" menuai pelajaran begitu penting bagi saya pribadi. Pada awalnya saya yakin jika kami tidak akan terlantar di tanah orang tersebut karena disana ada paguyuban sedarahku tidak akan pernah menelantarkan kami. dan ternyata aku salah telak pada poin ini.
"asrama sedang di perbaiki, kami juga harus tidur berdesakan di asrama yang satunya karena asrama yang disebelah sedang di renovasi.." ucap ratu yang berasal dari Aceh utara.
dia berdua dengan temannya kala itu (aku lupa dengan nama perempuan yang satu lagi)
kami bertemu mereka kala mereka hendak keluar dengan menggunakan sepeda motor.
jawaban mereka seakan-akan mereka resa untuk menampung kami.
"jadi gimana kak??"
tanya perempuan itu lagi karena buru-buru hendak pergi..

karena responnya datar dan tidak bersahabat, maka dengan kecewa aku jawab,
"tak apa-apa dek.."
(padahal kala itu hati sudah mendidih karena kecewa)
pengalaman serupa jua terjadi ketika kami pertemu dengan mahasiswa lainnya yang bernama Ami.
namun ini lebih sedikit rasional karena mengajak untuk menginap walau kami tau itu hanya berbasa-basi, karena setelah mengajak itu dia langsung kembali masuk ke dalam Asrama putri.

kami kecewa berat kala itu.
kecewa dengan "pertalian darah itu". kecewa dengan sikap yang bernama "mahasiswa itu"

sikap kecewa memang sewajarnya terasa dan membekas dalam, ketika awal ekspektasi kami yang begitu besar terhadap paguyuban tersebut di awal sebelum langkah kami kesana. dan itu akhirnya langkah pertama dan terakhirku untuk menjejak asrama itu.

kami malu, dengan teman yang mengantarkan kami ke asrama tersebut, karena dia tidak memiliki latar darah yang sama namun peduli dengan diman kami akan menginap dimalam itu.

menjadi pertanyaan besar di otakku kala itu. dimana rasa persaudaraan seperantauan itu?
apakah sudah terpenggal oleh kemoderenan dan juga rasa "nafsi-nafsi."?
apa yang terjadi dilingkungan asrama itu?
apakah semuar penghuni memiliki sikap yang sama?
apakah  ini hanya terjadi kepada kami saja?
atau kami adalah korban kesekian..??

begitu banyak pertanyaan yang bergelantungan yang menunggu pencerahan.
dan mencoba menenangkan diri bahwa kami hanya sial saja bertemu dengan anak-anak ingusan yang BELUM mengerti arti merantau dan jauh dari rumah.
atau sikap kami yang salah karena datang pada moment yang tidak tepat. (tapi apakah harus menginap di asrama yang di biayai oleh pemerintah Aceh sendiri harus melalui prosedural yang berat, sedangkan kami hanya membutuhkan menginap beberapa malam saja.??)

dan akhirnya kami meninggalkan asrama itu dengan kecewa.
kami akhirnya bermalam dirumah salah seorang teman. dan kami tinggal di rumah kosong disebelahnya.
Tuhan kami bermalam di sebuah rumah, serasa memiliki rumah sendiri di negeri orang. walau hanya beberapa malam. :D

beberapa waktu di tanah itu. JOGJA

Tuesday, October 1, 2013

keberangkatan menuju jogja

..dan akhirnya telah diputuskan jika pada tanggal 27 Agustus aku akan berangkat menuju Jakarta bersama dengan temanku yang bernama Dina.
Pada awalnya keraguan itu datang silih berganti karena kondisi keuangan yang sangat mepet dan sulit.

Namun aku ingin pergi sejenak dari kota ini, membawa luka di hati dan mencoba menyembuhkan diri di sepanjang perjalanan nanti. dan tentu saja hanya aku yang paham dan mengerti akan luka dan perih itu. aku harus pergi.

Dengan bermodal uang yang pas-pasan akhirnya kami memutuskan untuk membeli tiket pesawat lion air pada tanggal 27 mendatang. padahal sebelumnya kami mendapatkan harga tiket murah dengan tujuan yang sama. Tapi kala itu tidak satupun  dari kami berdua  mengantongi uang. dan walaupun agak sedikit mahal, maka tiket itu kami beli juga.

Dengan di Antar Akbar aku sampai ke Bandara iskandar Muda dan Dina di antar oleh lelaki yang sudah dianggap seperti abangnya sendiri, walaupun mereka agak terkendala karena harus di tilang polisi karena tidak membawa STNK, Parah..!! walhasil mereka kebut-kebutan untuk bisa sampai ke bandara tepat waktu, padahal kala itu waktunya mepet sekali. Bersyukur naaik Lion karena mendapatkan Dispensasi "Delay" selalu. hahaha....

Setelah selesai Check in dan mengurus Tas ke bagasi maka baru tenang rasanyaa. tinggal membayar airpotect yang harganya 25 ribu rupiah per orang, maka semua selesai tinggal menunggu di ruang tunggu serta keberangkatan.

ah, kala keberangkatan tiba, hatiku mulai kacau. dan tetap saja berpenampilan biasa saja di depan dina.
dan predikat si raja selay untuk lion air juga belum berubah. kami delay dari banda Aceh dan juga ketika transit di Medan. walhasil baru jam 10 lewat kami sampai ke Bandara Sokarno Hatta. Alhamdulillah.
disana kami sudah di tunggu oleh Jay dan Acong dan segera membawa kami ke sekret mereka di WAMAPALA. sederhana namun penuh keakraban.

bukan Acong namanya jika tidak menghambat perjalanan kami dengan alasan,
"ah kalian payah..!! masak baru nyampe langsung pergi lagi..!!"
ketika kami mengutarakan niat untuk besok bisa berangkat ke Jogja. Acong bertingkah dengan tidak mau mengantarkan kami, walhasil baru lusanya kami bisa berangkat ke Jogja dengan menggunakan Kereta Api di Pasar senen menuju Lempuyangan-Jogja.

9 jam di Kereta Api bukan merupakan waktu yang singkat, dengan keadaan kereta yang Panas menyengat, walaupun ada AC yang "bertenggeng" gagah diatas kepala.suasana benar-benar tidak nyaman. dan Dina mendapatkan berita kurang bagus dari keluarganya, dengan wajah murung dan sesekali air mana tertumpah jua.
kereta apinya banyak berhenti dan itu jua yang menyebabkan kami terlambat sampai di Jogja. disana kami sudah di tunggu oleh Kang Gapo, temanya Dina.
karena perut sudah lapar kami di Ajak makan malam di Angkringan, dan duduk di atas tikar yang di lentangkan pada trotoar.
pertama kali aku merasakan  makan dengan kondisi duduk langsung di Atas trotoar jalan. Gila ne negeri  (otakku berceracap..!!). tetap saja rasa lapar mengalahkan rasa gengsiku.. aku makan dengan lahap- pake nasi tambah juga :)

karena sudah larut malam dan kelelahan -2 malam di Jakarta kami tidur kurang nyaman karena harus bertarung dengan nyamuk- maka kami memutuskan untuk malam ini akan menginap di hotel murah meriah.
dan setelah keluar masuk hotel beberpaa kali akhirnya  menemukan sebuah hotel kecil. kang gapo juga pulang dan berjanji akan menemui kami keesokan harinya.

kami tidur lelap malam itu. nyaman.. :D

dan tuhan baru kali ituaku sarapan pagi hanya dengan sekerat roti bakar dan secangkir kopi..
hahaha... udah seperti gaya western saja..

sembari menyeruput kopi kental yang sedikit aneh dilidah, aku menikmati suasana pagi di jogja dari lantai paling atas penginapan tersebut.

dan semua terlihat berdesak-desakan dengan beratapkan genteng dari tanah liat, orang-orang berlalu lalang di jalan dengan beragam gaya, ada yang berjalan kaki dengan memakai baju daster, ada yang bersepeda ontel, naik becak dayung, sepeda motor, hingga mobil. cuaca lumayan menyengat kala itu.

Aku diliputi perasaan bahagia karena akhirnya aku sampai juga di kota JOGJA...!!!
:D






dari salah satu tulisanku kala itu.

tentang mu (sedikit)

Malam ini begitu menarik. bulan purnama pada pertengahan syawal ini begitu terang menderang. Seakan sempurna untuk lampu yang berderang bagi alam.
seteguk sanger di awal malam beranjak, kembali menyegarkan hati ini. Memang sudah sangat lama tidak merengguk sanger (minuman khas Aceh itu). Rasa kopi yang sedikit pahit bercampur rasa manisnya susu kental manies seakan merupakan replika hidup ini yang seimbang anatara manies dan pahit.
duduk di warung kopi di awal malam ini, sebenarnya bukan aktivitas yang di rencanakan, akan tetapi kesempatan yang berdatang karena tergoda secangkir sanger panas dan kental.
Berbeda dengan warna bulan yang cerah atau rasa sanger yang mantap, hati ini sungguh berada di luar jangkauan. Jauh pergi melanglang buana dengan perasaan yang tidak menentu ini. Seakan jiwa dan raga tidak bersama, ada sedikit roh yang terpasung pada raga yang lain.
Raga yang beberapa waktu terpuja oleh rasa yang tidak pernah terduga. Berhadir tanpa perencanaan dan ternyata sungguh menyita waktu dan perasaan. Terkadang basah oleh ceria dan terkadang kering kerontang karena duka yang tidak berbentuk.
Sungguh, aku tidak tau itu, apakah harus dirutuki dengan berdarah-darah atau justru harus didyukuri dengan mata berbinar.
Rasa yang sebenarnya perlu dipertanyakan, apakah harus dipertahankan atau segera dihapus dan dibuang. Tapi apakah semudah itu?
Tidak mudah, kala tidak punya secuil komitment karena hanya menduga-duga dari tatapan mata, gerak tubuh, suara pesan yang menderit di HP sedangkan dari lisan tidak pernah terdengar kebenaran yang nyata. Semua berdasarkan dugaan yang bisa saja diputar balikkan dengan semena-mena, karena tidak cukup mental untuk bisa bertahan atau mempertahankan..
dan aku adalah korban segar yang ditertawakan..
Rasa itu memang bodoh adanya, di luar logika dan akal sehat. Namun cukup membuat hati ini sedikit tercoreh bahagia walau bergunung derita.
dan begitulah rasa itu adalah cinta.
hilangkan atau pertahankan, sampai aku bosan dan melangkah pergi..