apa yang paling sulit??
jika untuk ditanya pada waktu ini, dan sampai sekarang ini, mungkin prilaku "ikhlas" adalah jawabbannya..
bagaimana bentuk dan rupa iklhas itu berseliwet-seliwet dalam keraguan dan kebimbangan..
bagaimana rupa ikhlas itu??
dilihat dari kamus berbahasa Indonesi [yang terpajang di rumah karya, W.J.S. Poerwadarminta, Balai Pustaka] makna dari ikhlas ini adalah tulus hati, hati yang bersih. sedangkan mengikhlaskan adalah menyerah kan dsb dengan tulus ikhlas, merelakan, memberikan.
ada beberapa kata penting yang menarik yang menjadi perhatian disini yakni:
1. Tulus hati,
2. hati yang bersih
3. menyerahkan dengan;
4. Tulus,
5. Merelakan,
6 Memberikan..
dari ke enam kata yang menjadi pointer di atas, semua prilakunya berkaitan dengan "hati"
semuanya bermuara kepada segumpal darah tersebut.
Dalam hadist Rasulullah,
“Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal darah. jika segumpal darah
tersebut baik maka akan baik pulalah seluruh tubuhnya, adapun jika
segumpal darah tersebut rusak maka akan rusak pulalah seluruh tubuhnya,
ketahuilah segumpal darah tersebut adalah hati.”
(H.R. Bukhari Muslim)
semua prilaku berawal dari hati yang terniatkan dan berakhir kepada prilaku. baikkah atau burukkah.
“Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya
dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka
barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya
kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia
yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka
hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”.
(H. R. Bukhari Muslim)
segumpal daging yang disebut hati itu, sungguh ibarat benda yang benar-benar harus dijaga dengan sedemian rupa dengan penanganan yang halus dan telaten pula. karena begitu mudah terbolak-balikkan.
Mengapa harus dijaga?
ehm..
karena hati juga mengalami pasang surut, dan yang paling parah adalah ketika hati menjadi layu dan mati..
dan penyakit prilaku yang berkepanjangan akan bermunculan dengan begitu cepat. dan tentu saja prilaku ini akan berdapak negatif kepada jiwa manusia.
pernahkah anda merasakan kala hati pengalami surut?
ada beberapa rasa yang akan terasa:
diantaranya, sulitnya air mata keluar [dan ini berindikasi hati yang mulai terasa mati], ketika peringatan tentang hari kematian dan hari pembalasan yang diceritakan jiwa dan hati terasa biasa saja (mungkin ini indikasi selanjutnya yang paling sederhana), ketika berbuat maksiat menjadi hal yang biasa saja..
pribadi sendirilah yang paling paham akan sejauh mana rasa hati itu berada, dalam kategori hati yang sehat, hati yang mulai sakit atau hati yang mulai mngeras bahkan mati (nauzdubillah)..
kembali kepada rasa ikhlas tadi..
bagaimana cara mengiklhaskan??
pertanyaan yang sangat rumit bagi saya..
namun katika mencintai sesuatu dengan sepenuh hati [baik mahkluk maupun benda] maka sertakan selalu Allah dalam rasa cinta itu, maka rasa itu akan berhadir lebih indah dan menjadi prasangka yang baik..
jangan mencinta terlalu berlebihan karena ketika itu terjadi maka banyak harapan dan impian yang akan di bangun dan tidak berkesesuaian maka kegoncangan jiwa akan terasa dalam.
dalam surah Albaqarah ayat 216 Allah menegaskan;
Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
dan tentu saja manusia ini adalah mahkluk Allah yang lemah yang selalu membangun harapan dan impian berdasarkan nalarnya saja.. dan tentu saja menghadirkan Allah terhadap semua impian dan rasa pasti akan menuai rasa bahagia pula.. [berprasangka baik]
kala rasa ikhlas itu dimiliki dalam hati yang sehat, maka segala sesuatu yang terlihat buruk [karena tidak berkesesusian dengan impian dan harapan] maka itu akan MENJADI INDAH JUA, kala rasa tulus dengan hati bersih dan merelakan apapun keputusan yang ALLAH SWT berikan setelah usaha dan ihktiar dilakukan..
oleh sebab itu maka Rasulullah selalu mengajarkan untuk melakukan Shalat istikharah dalam menentukan pilihan yang baik diantara pilihan yang ada.. :D
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk yang baik dengan pengetahuan-MU. aku memohon agar di beri kekuatan dengan Kekuatan-Mu. Aku memohon kemurahan yang sangat luas, karena sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa, sedangkan aku tidak. Engkau Maha Mengetahui segala yang ghaib. Ya ALLAH jika engkau mengetahui perkara ini baik bagiku, bagi agamaku, bagi kehidupanku saat ini dan saat yang akan datang, maka mudahkanlah ia bagiku. Kemudian berkahilah dia bagiku. Sedang apabila Engkau mengetahui bahwa perkara itu buruk bagiku, bagi agama, bagi kehidupanku sekarang dan yang akan datang, maka jauhkanlah ia dariku atau jauhkanlah aku darinya. Berikanlah kepadaku kebaikan dimanapun adanya dan jadikanlah aku orang yang ridha dengan pemberian-Mu"
(HR.Bukhari)
dan ini merupakan doa yang di panjatkan selepas melaksanakan shalat Istikharah..
duh...
begitu indah nya Islam ini, mengajarkan hati yang ikhlas, dengan menempatkan Allah selalu sebagai tempat bergantung, berprasangka baik atas keputusan Allah dan tentu saja meridhakan dengan keputusan Allah itu..
menjadi jiwa yang ikhlas dengan hati yang lapang tentu tidak mudah. akan tetapi setiap mahkluk yang telah berusaha melakukannya, tentu Allah akan memberikan penilaian lain, karena telah berusaha dengan hatinya..
selamat mencoba [terutama buatku pribadi]
:)
No comments:
Post a Comment