Thursday, October 3, 2013

pertama di asrama "sedarah". JOGJA 1

sebulan di tanah Java memberikan banyak pengalaman yang begitu berarti.
mengenal akan arti persaudaraan di tanah perantauan, mengenal budaya jawa yang di kemas secara apik oleh seniman disana dan dihargai serta di apresiasikan oleh masyarakat disana dengan begitu baik juga, mengenal orang-orang baik yang tidak pernah disangka akan bertemu, serta mengenal ketinggian di beberapa puncak yang telah terlewati.

"arti persaudaraan" menuai pelajaran begitu penting bagi saya pribadi. Pada awalnya saya yakin jika kami tidak akan terlantar di tanah orang tersebut karena disana ada paguyuban sedarahku tidak akan pernah menelantarkan kami. dan ternyata aku salah telak pada poin ini.
"asrama sedang di perbaiki, kami juga harus tidur berdesakan di asrama yang satunya karena asrama yang disebelah sedang di renovasi.." ucap ratu yang berasal dari Aceh utara.
dia berdua dengan temannya kala itu (aku lupa dengan nama perempuan yang satu lagi)
kami bertemu mereka kala mereka hendak keluar dengan menggunakan sepeda motor.
jawaban mereka seakan-akan mereka resa untuk menampung kami.
"jadi gimana kak??"
tanya perempuan itu lagi karena buru-buru hendak pergi..

karena responnya datar dan tidak bersahabat, maka dengan kecewa aku jawab,
"tak apa-apa dek.."
(padahal kala itu hati sudah mendidih karena kecewa)
pengalaman serupa jua terjadi ketika kami pertemu dengan mahasiswa lainnya yang bernama Ami.
namun ini lebih sedikit rasional karena mengajak untuk menginap walau kami tau itu hanya berbasa-basi, karena setelah mengajak itu dia langsung kembali masuk ke dalam Asrama putri.

kami kecewa berat kala itu.
kecewa dengan "pertalian darah itu". kecewa dengan sikap yang bernama "mahasiswa itu"

sikap kecewa memang sewajarnya terasa dan membekas dalam, ketika awal ekspektasi kami yang begitu besar terhadap paguyuban tersebut di awal sebelum langkah kami kesana. dan itu akhirnya langkah pertama dan terakhirku untuk menjejak asrama itu.

kami malu, dengan teman yang mengantarkan kami ke asrama tersebut, karena dia tidak memiliki latar darah yang sama namun peduli dengan diman kami akan menginap dimalam itu.

menjadi pertanyaan besar di otakku kala itu. dimana rasa persaudaraan seperantauan itu?
apakah sudah terpenggal oleh kemoderenan dan juga rasa "nafsi-nafsi."?
apa yang terjadi dilingkungan asrama itu?
apakah semuar penghuni memiliki sikap yang sama?
apakah  ini hanya terjadi kepada kami saja?
atau kami adalah korban kesekian..??

begitu banyak pertanyaan yang bergelantungan yang menunggu pencerahan.
dan mencoba menenangkan diri bahwa kami hanya sial saja bertemu dengan anak-anak ingusan yang BELUM mengerti arti merantau dan jauh dari rumah.
atau sikap kami yang salah karena datang pada moment yang tidak tepat. (tapi apakah harus menginap di asrama yang di biayai oleh pemerintah Aceh sendiri harus melalui prosedural yang berat, sedangkan kami hanya membutuhkan menginap beberapa malam saja.??)

dan akhirnya kami meninggalkan asrama itu dengan kecewa.
kami akhirnya bermalam dirumah salah seorang teman. dan kami tinggal di rumah kosong disebelahnya.
Tuhan kami bermalam di sebuah rumah, serasa memiliki rumah sendiri di negeri orang. walau hanya beberapa malam. :D

beberapa waktu di tanah itu. JOGJA

No comments:

Post a Comment