Membanyangkan rasa rindu saja membuat hati menjadi sumringah dan langsung saja warna pink datang bermunculan dengan genitnya tanpa aku undang. Mentel..
Pink??
Iya, warna genit yang kubenci namun kurindu juga kala rindu mengepul di otakku.
Bagaimana rasa rindu itu?
entahlah bagiku yang awam ini hanya menerka-nerka saja, dan mencoba merangkai-rangkai dengan jalinan yang ada yang mungkin tidak bersesusuaian dengan definisi para pujangga atai psikolog..
Rindu adalah ketika rupa semerawut mu selalu tampil di otakku seperti iklan di tv yang tidak pernah atur namun selalu bermunculan dengan pongahnya di setiap menit.
RIndu kala asap tebal rokokmu mengepul tebal ke wajahku dan tentu saja aku menggerutu namun aku selalu mendekat jua ke asap itu..
kala hati, otak, mulut dan prilaku tidak seirama. hati mendekap mesra, namun prilaku dan mulut mengutuk parah.
namun kamu menolak waktu dan aku terjungkat waktu.
tidak seperti yang lain yang semakin gagah dengan waktu, sedangkanmu meranggas tua dan mati.!!
Ah masih sedikit penafsiranku akan kata rindu itu. pengalamaku denganmu aku rasa sangat kurang sehingga aku hampir melupakan rasa rindu yang dulu pernah mengganggu otak, gerak, jiwa dan ragaku,
dan rindu sekarang menjadi seperti secangkir teh hangat yang dieruput mesra kala hangat tetapi ditenggak cepat karena dingin. dan berakhir di kamar mandi melalui seni kuning dan DILUPAKAN..
No comments:
Post a Comment