Sayup-sayup terdengar pengumuman yang di sampaikan dari mesjid kampungku.
Pengumuman bagi kaum adam untuk segera melangkah menuju ke mesjid, gotong royang persiapan Peringatan tsunami yang akan dilaksakan besok [26 Desember 2013]
Tak terasa sudah lebih sewindu tsunami menerjang Aceh.
Seakan seperti gong kecil di otakku yang berdetang-detang untuk mengingatkan agar aku menyempatkan diri "mengunjungi" adikku dan keluarga yang lain yang telah berpulang pada tanggal 26 Desember 2004 silam.
26 Desember 2013.
Pagi ini, matahari enggan menampakkan diri, seakan ikut lebur dan merasakan duka yang mendalang kala 26 Desember 2004 silam.
Langit tidak cerah, namun begitu syahdu.
aku berangkat menuju desa siron di kawasan Lambaro Aceh Besar.
Mengunjungi "perisrahatan" adikku dan keluarga besar telah berpulang yang kami yakini berada disana.
Sesampai disana, aku tidak sendirian, ternyata sudah banyak mobil pick up yang telah berdiri rapi dengan atap terpal buatan untuk penahan hujan, motor dan juga mobil keluarga.
Jiwa terasa berbeda ketika mulai melangkah turun dari motor.
Aku tidak bisa mengungkapkan apa yang bergemuruh di hatiku, rasa rindu yang bercampur sedih mengingat adikku yang telah berpulang.
Perlahan aku menuju ke tempat wudhu dan membasuhkan diri dengan berwudhuk.
tenang
Setelah membenarkan kembali jelbabku, aku melangkah menuju ke arah kuburan massal yang di pisahkan oleh dinding selutut yang bisa di pakai untuk duduk untuk berdoa menghadap kekuburan tersebut yang tertutub rumput...
Aku memilih duduk menjauh dari banyak orang, dan menjauh dari panteu yang di buat khusus untuk berdoa, dan duduk berada di belakang monumen kecil berbentik piramid.
Mengambil Alquran kecil di dalam tas, dan membuka halaman 440 mencari surah yasin.
Memulai dengan membaca Bismillah, aku mulai berdoa dalam hati untuk kelapangan kubur adikku dan saudaraku dan banyak lagi...
Aku mulai tidak kuat, dan tidak terasa air mata mengalir di pipi, oh Tuhan aku merindu dia, adikku.
...
Tanggal 24 Desember 2004 [hari jumat] aku diantar adik lelakiku menuju ke setui, disana ayah menungguku untuk kembali ke jantho [kampung tempat aku dibesarkan].
Entah mengapa tanpa tau alasannya ketika aku memandang terus kepergiannya, sedih tak tau mengapa.
Dan hari itu aku terakhir melihat adikku.
Ketika hari Sabtu kakak ikut kembali ke Jantho, ternyata adikku tidak ikut, katanya dia mau kembali hari minggu.
Dan benar dia kembali pada hari munggu, Kembali ke pangkuan Rabb dengan Alasan Tsunami.
...
Selesai membaca yasin dan menenangkan diri, aku kembali berdoa agar segala kerahmatan dan Cinta Allah selalu terlimpahkan buat mereka dan kami yang di tinggalkan..
Dan aku melangkah pulang kembali kerealita dan peradaban, setelah kelegaan "mengunjungi" adikku dan keluarga yang lain disini, desa Siron, Lambaro
No comments:
Post a Comment